13. Chaos

13.3K 421 4
                                    


Seminggu sudah berlalu, New York masih sama seperti biasanya, padat dengan kerumunan kendaraan serta orang-orang yang sibuk akam dunianya masing-masing.

Hari demi hari Elli lalui, perlakuan menjijikan serta pemaksaan dalam seks terus ia alami. Terkadang Elli berpikir dia lemah karena tidak bisa melawan namun di satu sisi dia merasa kuat karena dia bertahan.

Javier dan Eden memutuskan memperkerjakan Elli secara work from home, jadi Elli menghabiskan hari-harinya mengatur segala jadwal kedua bosnya serta membantu menyelasaikan dokumen-dokumen yang tak ada habisnya, setelah selesai dia akan mengurung diri dikamar dan melanjutkan tidurnya.

Jangan berpikir kalo Elli lupa dengan apa yang terjadi beberapa hari yang lalu, karena yang namanya pemerkosaan akan selalu menghantui hidupnya. Dia sudah tidak bisa berpikir secara jernih apabila dihadapkan oleh kedua iblis yang menjelma menjadi bosnya itu.

Jiwanya sudah hancur, tubuhnya sudah rusak, mentalnya berantakan. Semua hal yang ia lakukan akhir-akhir ini hanyalah pura-pura semata, mencoba menjadi normal, atau terlihat baik-baik saja. Itulah yang Elli terus coba lakukan.

"Elli kemarilah"

Elli menaruh ponselnya di meja dan bergeser sedikit mendekat ke single sofa yang Eden duduki.

"Kau pelajari dokumen ini" Memberikan beberapa lembar kertas kepada Elli. "Setelah itu kau jelaskan poin-poinnya kepadaku, mengerti?"

Elli mengangguk pelan, matanya masih fokua membaca isi dari dokumen tersebut.

"Elli-Words" Eden menggeram rendah.

"Ya Eden, segera"

"Bagus"

Setelah itu Eden melanjutkan pengecekan kembali mengenai data-data yang sudah diberikan bawahannya.

Oh Eden dan Javier sudah menuntut Elli untuk tidak memanggilnya dengan diawali kata 'Tuan' mereka menyuruh Elli untuk memanggilnya dengan nama biasa saja, tanpa perlu formalitas.

"Eden" Elli berkata dengan sangat pelan dan lembut.

"Ya"

"Hmm-disini terdapat dokumen mengenai penanaman saham yang dilakukan oleh pihak Etern Group"

Eden menyipitkan matanya dari balik kacamata baca yang ia kenakan.

"Kau ada masalah dengan itu?"

Elli mengangguk. "Aku sempat mendengar Javier mengatakan tentang mereka"

"Lalu?"

"Kudengar mereka adalah salah satu pemilik bisnis gelap di Italy"

Eden melepaskan kacamatanya, lalu menatap Elli dengan intens.

"Jangan bertele-tele" Geram Eden.

"Apa kau yakin ingin terlibat dengan sekelompok Mafia?"

Elli melihat tidak ada respon yang Eden berikan, hanya ada Eden yang terlihat sedang menahan tawanya.

"Mereka bergerak di bidang prostitusi, narkoba, serta persenjataan illegal"

"Elli" Eden tersenyum lembut ke arahnya. "Kita tidak ingin mencampuri urusan mereka, sekarang Etern Group yang menanamkan saham di perusahaan kita adalah yang bergerak dalam bidang real estate bukan seperti yang tadi kau jelaskan"

"Maaf, hanya saja aku sedikit takut apabila berhubungan dengan seseorang seperti itu" Jujur Elli.

Eden terkekeh. "Elli, kita tidak melihat bagaimana buruk atau baiknya seseorang dalam berbisnis, selagi itu menguntungkan perusahaan apapun bisa terjadi"

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang