19. Fucked Up

13.5K 431 6
                                        


Matanya mulai mengerjap lembut meski masih terasa berat rasanya. Sinar matahari masuk ke indra penglihatannya. Tubuh nya terasa remuk dan lemas pagi ini.

Terasa sebuah tangan kekar yang sedang memeluknya erat saat ini. Kepalanya menoleh kesamping, menatap wajah pria yang sedang tidur dengan dengkuran halus yang terdengar begitu seksi di telinganya.

Entah kenapa tangannya terulur untuk mengusap lembut rahang tegas yang berbulu tipis itu. Ia tatap wajah pria itu lekat-lekat. Sepertinya pria itu sedang bahagia dalam mimpinya.

Kemudian jempol tangannya mengelus bibir seksi yang berhasil membuat bibirnya bengkak semalam. Namun tiba-tiba pria itu menghisap jempolnya di mulutnya masih dengan memejamkan mata.

"Javier! Hentikan" Membentak dengan geli.

Elli segera menarik jempolnya dari mulut pria itu.

"Harusnya ini menjadi pagi yang sangat indah" Javier membelai lembut rambut wanita itu.

"Kenapa harusnya?"

"Kau tidak memberikanku kecupan pagi"

Elli menahan senyumnya. Ada rasa senang yang bergejolak dalam dirinya saat Javier mengatakan itu padanya.

"OH YAAMPUN" Pekik Elli tiba-tiba.

"Ada apa sayang?" Javier mengernyir bingung.

"Kau tidak bekerja? ini sudah jam setengah sembilan"

Javier tertawa mendengarnya.

"Kau lupa aku bosnya?" Dengan nada sombong yang kental.

Elli memutar matanya jengah.

"Secara teknis Eden memiliki jabatan yang lebih tinggi darimu" Lalu terkekh pelan.

Saat ia kembali menatap pria itu. Tatapan Javier menjadi kosong meski tertuju pada dirinya.

Elli mengerjapkan matanya berkali-kali.

"Kau... tak apa Jav?" Tanya Elli khawatir.

Javier kembali pada kesadarannya lalu mengusap wajahnya kasar.

"Ya diriku baik-baik saja"

Javier bangun dari tidurnya lalu memposisikan dirinya duduk dengan menyender kepala kasur.

Elli melihat wajah pria itu tampak murung.

Tangannya terulur untuk mengusap bahu berotot Javier.

Elli meneguk ludahnya kasar. Javier dihadapanya masih telanjang. Dengan dada bidang yang berbulu halus serta perut ototnya yang mengkilap tak lupa dengan rambut bagian bawah tubuhnya yang mengintip nakal dari sprei yang sekarang menutup setengah tubuhnya.

Oke Elli harus balik kembali pada kesadarannya.

"Kau bisa mengatakannya padaku jika terjadi sesuatu"

Really Elli? Hanya butuh satu malam yang panas untukmu berperilaku lembut layaknya seorang kekasih pada pria yang dulu kau anggap sebagai bajingan penganggu hidupnya.

Javier menatapnya dengan tatapan sendu.

"Eden.... Semenjak kau tidak kunjung ditemukan. Dirinya menjadi semakin kacau"

Mulutnya menganga lebar.

"Apa yang terjadi padanya?" Lirih Elli.

Javier tersenyum lembut.

"Kakakku.... Dia begitu cinta mati padamu. Saat dia merasa bahwa tidak ada orang yang dapat menyembuhkan jiwa gelapnya kau dengan mudahnya membuat hidupnya berporos padamu"

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang