44. Bion Etern

4.5K 180 1
                                    


Tubuhnya berbaring lemas tak berdaya, dirinya seperti kehilangan arah. Jiwanya meronta tak terkendali. Tiap pecutan itu mendarat di tubuhnya, air mata turun seiringan. Penyiksaan ini sudah berlangsung selama 30 menit. Tubuh Elli memar akibat pecutan-pecutan yang dilayangkan oleh pria gila itu.

Pakaiannya yang robek-robek serta begitu lusuh, wajahnya yang sembab hampir terlihat hancur. Tatapannya yang begitu kosong dan tersiksa. Sementara pria tua yang ada dihadapannya hanya tersenyum miring. Pria itu melempar pecutanya sembarang arah.

"Elli Angelina Iver....kau wanita yang cantik. Namun sangat disayangkan kau adalah adik dari Eldian Kairi" Ucap pria itu.

Elli tidak menggubris. Tatapannya yang semula kosong kini berubah menjadi sorotan lemas tak berdaya. Bahkan di ruangan yang begitu sepi dan hening, ia masih merasakan bising dikepalanya entah apa sebabnya.

"Apa kau mengenalku?"

Karena tak kunjung ada jawaban, pria itu terkekeh geram. Tangannya kemudian mencengkram dagu wanita itu, lalu mendekatkan kepalanya dekat dengan wajahnya. Kini wajah mereka hampir bersentuhan.

"Kalau begitu sayang...perkenalkan, namaku Bion Etern" Ucapnya dengan suara rendah.

"Aku tidak peduli" Lirih Elli.

"Aku tau, sebagai orang asing yang baik bukankah aku harus memperkenalkan diri dengan baik?"

Elli melayangkan tatapan membunuh dengan kepala tertunduk. "Kau orang baik?"

Bion menaikkan sebelah alisnya sambil tersenyum miring.

"Bisakah kau mempresentasikannya padaku bagaimana kau menyebut dirimu itu orang baik?"

Bion tertawa terbahak-bahak. "Sialan...huh" Kepalanya meneleng ke kanan dan kiri. "Kau terlalu menanggapi perkataanku dengan serius sayang" Dielus rahang Elli dengan lembut.

Elli mengerang tertahan sebelum ia memberontak agar pria itu segera berhenti melakukan hal itu padanya.

Bion mengangkat kedua tangannya dengan telapak tangan terbuka. "Wow...easy girl" Pria itu tertawa kasar.

"Bajingan" Elli meludah kasar sambil melayangkan tatapan tajam.

Bion menatap wajah wanita itu dengan datar. Kemudian ia mengambil sebuah kursi besi di dekatnya, lalu duduk dengan satu kaki diatas paha.

"Dulu Omnia adalah sekelompok pembisnis gelap yang begitu sukses. Mereka hampir merajai seluruh bisnis gelap di amerika serta eropa. Sampai....orang-orang Kairi bodoh dan tamak menghancurkan segalanya, mereka merebut segala kekuasaan yang telah orang tuaku bangun dengan darah dan keringat. Aku hidup dalam tekanan, kedua orang tuaku menjadi stress dan gila sejak saat itu. Diriku sering dipukul habis-habis, di cambuk, di tampar. Dan saat itu aku masih berumur 5 tahun.."

Elli menundukkan kepalanya kebawah, namun telinganya mendengarkan ocehan pria itu dengan seksama.

"Sampai pada akhirnya aku muak dengan semua ini, aku membunuh kedua orang tuaku saat berumur 11 tahun. Beruntung saat itu kami tinggal di tempat yang begitu terbengkalai meski dekat dengan perkotaan. It was really beautiful moment"

"Kau memperdagangkan manusia" Geram Elli.

Pria itu tertawa kencang sambil menepuk pahanya. "Kau benar, aku melakukannya"

"Menjijikan"

Pria itu menatap datar, lalu bangun dari kursinya. "Aku ada rapat dengan Knight, sebaiknya kau tunggu disini dan duduk manis" Lalu melenggang pergi begitu saja.

Sesaat pintu gudang itu tertutup, Elli akhirnya melepaskan tawanya yang sedari tadi tertahan. Ia tidak menyangka bahwa pria itu bisa begitu bodoh. Bagaimana bisa Eden dan Javier khawatir akan pria tua itu?

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang