12. Sex & Thoughts (18+)

32.3K 449 4
                                    


"Kau terlihat aneh pagi ini"

"Benarkah?"

"Yap, seperti orang tolol"

"Kau yakin?"

"Hundred percent"

Eden mengangkat bahu acuh, dirinya saat ini hanya ingin bersandar di sebuah sofa yang empuk sambil meminum secangkir kopi, dengan kafein mungkin akan membantunya untuk berpikir lebih tenang dari sebelumnya.

Lalu suara dering ponsel berbunyi.

"Ada apa Ken?"

Eden melirik ke arah adiknya yang sedang menelfon.

"Apa?!" Javier berteriak pelan.

Mendengar itu Eden mulai bangun dari sandarannya dan duduk tegak.

"Baguslah kalau begitu, biar Eden yang mengurusnya"

Eden mengerutkan dahinya. "Ada apa?"

Javier menoleh ke Eden. "Hanya seseorang yang sedang bermain-main dengan perusahaan"

"Ck lalu kenapa kau bilang aku yang akan mengurus bajingan itu?"

Javier menaikkan alisnya. "Kulihat kau sedang kesal, jadi kupikir kau butuh sebuah pelampiasan"

"Aku tidak butuh"

"Wow, aku terkejut brother"

"Diamlah"

"Wow—kau—memang psikopat gila"

"Thanks"

Eden sangat malas jika berhadapan dengan adiknya yang sedang dilanda penasaran. Sedari dulu Javier memang akan berperilaku berbeda apabila berhadapan dengan kakaknya, terkadang dia menjadi sedikit kekanak-kanakan dan itu membuat Eden terganggu.

Javier melihat ke arah jam tangan miliknya.

"Apa kau sudah mengurus para penarik saham itu?"

Javier berdecak sambil menyesap kopinya. "Tentu"

"Mereka sepertinya ingin menjatuhkan perusahaan" Javier menambahkan.

"Seperti?" Eden mengangkat alisnya tertarik.

"Kau tau, mereka ingin melakukan transaksi obat-obatan melalui direktur keuangan kita"

"Sangat bodoh"

"Semua sudah berhasil aku tangani, Leo akan mengurus mereka"

"Dimana mereka?"

"Kanada"

"Bagus, aku mempercayaimu"

Javier mengangguk pelan, ia paham tentang banyak orang yang ingin menjatuhkan mereka. Mulai dari menyewa pembunuh bayaran, korupsi, atau menjebak mereka, namunsemua usaha mereka hanyalah sia-sia.

Eden dan Javier sangat sulit ditaklukan hingga orang-orang yang ingin menjatuhkan mereka mulai menyerah satu persatu hingga tidak ada lagi permasalahan rumit yang perlu mereka tangani.

Namun tetap saja masih ada beberapa tikus kecil yang ingin bermain-main dengan mereka.

"Apa Elli sudah bangun?" Tanya Javier.

"Hmm"

"Aku sudah tidak memiliki pekerjaan di kantor, aku akan ke sana"

"Pergilah, dan jangan lupa belikan dia obat penghilang rasa sakit"

"Oke"

Javier langsung melangkahkan kakinya keluar ruangan.

Eden melihat tubuh besar adiknya sudah menghilang dari balik pintu besar ruangannya. Kemudian ia menekan sebuah dial yang menghubungkannya kepada seseorang.

Ours (Knight #1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang