28:2=14

397 81 0
                                    

°
°
°
°
°
°
"Adek,"

"Iya bun?"

"Kamu sama kakak kamu nanti belanja ya ke swalayan, Bahan masakan bunda udah tipis banget."

Jisung merengut tak suka, ia sedang bersantai saat ini, membaca komik sembari menikmati camilannya. Hal yang sudah sering biasa Jisung lakukan disaat hari libur seperti ini.

"Iiiihh bundaaa~ kok nyuruhnya Adek sih?! Suruh kak Aksa ajalah."

"Kakak mu itu buta sama yang namanya barang belanjaan. Dia gak bakalan ngerti kalo bunda suruh beli bahan-bahan dapur. Mangkanya bunda nyuruh kamu aja."

"Dipikir adek juga ngerti? Adek juga gak ngerti bunda~!"

"tapi seenggaknya kamu tau beberapa kan? Lagian cuman beli sayuran, buah, sama bumbu dapur aja. Gak banyak kok."

Sang bunda masih terus mencoba membujuk rayu Jisung agar putra manisnya itu mau untuk di berbelanja kebutuhan dapur.

"Ish bunda mah, kenapa gak bunda aja?"

"Bunda mau pergi dulu ke tempat Tante Naura. Tante Naura kan baru aja lahiran, ya bunda harus bantu dia ngurus anaknya yang pertama ini."

Jisung masih merengut, ia sedang malas untuk pergi keluar kenapa bundanya memaksa sekali sih.

"Jangan cemberut begitu anak bunda yang manis, nanti bunda lebihin uangnya buat kamu kalo kamu mau beli cemilan."

Mendengar kata camilan sontak membuat atensi Jisung seketika tertarik. Boleh di ingat, kalau Jisung merupakan tipe orang yang akan mudah dirayu jika sogok dengan camilan atau makanan.

Apa lagi bundanya sendiri yang bilang seperti itu, rasanya jadi semangat. Padahal bundanya itu selalu membatasi setiap camilan yang Jisung beli, dengan alasan itu tidak sehat untuk Jisung jika terlalu banyak mengemil.

"Bener nih bunda?!"

"Iyalah bener, kamu sama kakak kamu boleh beli camilan nanti."

Maka dari itu, Jisung seketika Langsung bangkit dari atas kasurnya, dan berjalan menghampiri sang bunda.

"Yaudah bun, sini daftar belanjaannya, biar adek sama kak Aksa yang beli."

"Dasar, kamu tuh ya nurutnya kalau bunda kasih iming-iming soal cemilan aja."

"Hehe, kesempatan Bun, bunda kan sering ngelarang adek beli cemilan banyak."

"Kan itu buat kebaikan kamu, sayang. Duh, punya anak kok suka banget nyemil sih, ntar gendut loh." Ucap sang bunda sambil menarik kedua pipi gembil Jisung.

"Gapapa, kata kak Aksa, adek lucu kalo gendut."

Sang bunda hanya tertawa pelan saja mendengar jawaban dari putra bungsunya.

"Yaudah, ini daftar belanjaannya sama ini uangnya. Kamu belanja harus sama kak Aksa ya, jangan sendirian nanti ilang."

"Iya, siap bunda!"

"Bunda pergi dulu ya ke rumah Tante Naura, kamu siap-siap dulu abis itu baru samperin kakak kamu di kamarnya ya."

"Oke!"

Sang bunda terlihat mengusap lembut kepala Jisung sembari tersenyum lebar. Dan setelahnya ia melenggang pergi dari kamar si bungsu.

Jisung pun kini sedang bersiap mengganti pakaian santainya dengan pakaian yang sedikit rapi. Meskipun judulnya tetap saja ia memakai baju santai, hanya saja di padukan dengan Hoodie yang dia pakai serta mengganti celana pendeknya dengan celana yang sedikit panjang se lutut.

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang