38/2=19

433 75 2
                                    

°
°
°
°
°
°
°

Sudah kesekian kalinya Jisung menghela nafas lelah sepanjang hari ini. Rasanya hari ini adalah hari yang paling berat baginya. Tugas sudah terlalu menumpuk, di tambah perdebatannya dengan Felix hingga membuat hubungan pertemanan mereka merenggang.

Jisung pusing, kenapa hari ini banyak sekali urusan yang membuat pening kepala?

—tin! Tin!

"Mau pulang kan Lo?"

Jisung hanya melirik sekilas kepada sosok lelaki yang baru saja menghampirinya dengan motor besarnya itu.

Mencoba abai, Jisung terus saja menghindari lelaki itu. Sudah cukup ya permasalahannya hari ini banyak sekali, ia tak mau dulu beradu argumen atau apalah dengan lelaki ini.

"Lah? Afra! Kok gue di cuekin?"

Tapi nampaknya lelaki itu tak mau menyerah, buktinya ia sampai rela mengikuti Jisung sembari membawa motornya.

"Ra? Lo mau balik kan? Ayo sekalian aja—"

"Gue mau pulang sendiri dulu, Lo duluan aja Ardian.."

Lelaki itu—Seungmin—nampak mengernyitkan dahinya bingung. Ada apa dengan Jisung? Sebelumnya pemuda manis itu nampak biasa saja, kenapa sekarang terlihat murung? Apa ada yang mengganggu nya?

"Lo kenapa Ra? Ada masalah?" Tanyanya mencoba memastikan.

"Gue gapapa, gue cuman pusing mikirin tugas aja sih. Udahlah Lo gak usah terlalu peduliin gue."

Apa katanya? Tak perlu pedulikan? Mana bisa, Seungmin tentu tak bisa mengabaikan Jisung untuk saat ini. Maka dengan cepat, Seungmin Langsung mencekal pergelangan tangan Jisung, menariknya hingga kini berhadapan kembali dengannya.

"Ck—Lepasin Ardian! Gue udah bilang kan, kalo gue—"

Seruan kesal Jisung mendadak terhenti ketika dua obsidian cerahnya bertemu dengan obsidian gelap milik Seungmin yang kini tengah menatapnya dengan begitu dalam.

Jujur, rasanya berdebar, memangnya siapa yang tidak berdebar jika ditatap sedalam itu? Tapi Jisung tak ingin terlalu bawa perasaan saat ini. Maka dari itu ia kembali menghela nafas sejenak.

"Hhhh...Lo mau apa sekarang, Dian?"

"Pulang sama gue."

"Gue bisa pulang sendiri—"

"Pulang sama gue, Ra."ucapnya memaksa. "Dan Lo bisa ceritain semua masalah Lo ke gue.."

Kedua netra itu masih memandang Jisung dengan dalam, tentu saja membuat Jisung sulit menolak kali ini. Pikirannya memang berkata tidak, tapi hatinya?

Ia rasa sepertinya ia perlu menceritakan soal masalahnya dengan Felix kepada Seungmin.

Maka dari itu, tanpa ada ucapan protes lagi Jisung segera menaiki motor Seungmin, berpegangan erat pada pinggang lelaki tersebut sembari meletakan kepalanya diatas bahu lebar Seungmin.

Ia hanya butuh sandaran untuk saat ini..

••🐿️🐶••

"Nih, buat Lo. Biar kepala Lo lebih dingin."

Seungmin duduk tepat di sebelah Jisung, sembari menyodorkan sekaleng minuman dingin pada lelaki manis itu.

Ah ya, omong-omong Seungmin saat ini membawa Jisung ke sebuah taman kecil yang cukup sepi. Ia sengaja membawa Jisung kemari agar lelaki manis itu bisa sedikit menenangkan pikirannya.

"Thanks, Ian.."

"Sama-sama."

Jisung membuka penutup kaleng minuman tersebut, meneguknya beberapa kali. Sedikit merasa lebih baik ketika cairan segar dengan rasa manis itu masuk kedalam tenggorokannya hingga membuat sensasi tenang.

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang