26÷2=13

451 78 5
                                    

°
°
°
°
°
°
Sekarang sudah masuk hari Senin, yang merupakan hari paling di benci oleh beberapa orang-bukan beberapa, mungkin hampir semua.

Senin, mendengar kalimat itu saja rasanya sekujur tubuh sudah melemas. Dimana kau baru saja merasakan yang namanya libur akhir pekan, lalu besoknya kau harus menghabiskan hari-hari dengan kegiatan yang terasa monoton.

Yeah, seperti itulah yang Seungmin rasakan. Terkadang ia bertanya-tanya, untuk apa juga dirinya sekolah, jika dirinya sering membolos di setiap jam pelajarannya?

Sekolah hanya formalitas, toh yang ia lakukan pun bukan menambah cerdas dirinya. Seungmin tidak suka belajar, bukan karna ia membenci mata pelajarannya, hanya saja setiap guru yang mengajar di kelasnya tidak pernah sekalipun membuat dirinya tertarik dengan hal yang namanya 'belajar'.

Daripada ia mati kebosanan di dalam kelas, bukankah lebih baik Jika Seungmin membolos saja?

"Dian! Kabur yok! Gabut banget gue disini, lagian gurunya juga gak masuk kelas." Ajak Hyunjin.

Ini suatu kebetulan yang menguntungkan. Biasanya hanya dirinya sendiri yang sering kabur, tapi rupanya kini sang temanpun mengajaknya untuk kabur bersama.

"Kuy lah, gue juga gabut sih. Ajak yang lain gak?"

"Ajak aja, si Iqbal sama Vino katanya udah siap di belakang sekolah."

"Bagus lah. Ayo!"

Seungmin maupun Hyunjin segera mengambil tas mereka, lalu di lemparnya kearah luar jendela yang mana itu langsung tertuju pada area belakang sekolah.

Jadi mereka hanya perlu keluar kelas lalu pura-pura berjalan kearah toilet, dan setelahnya jika situasi sudah aman, Seungmin maupun Hyunjin bergegas berlari mengambil tas mereka yang sudah mereka lempar tadi.

Keduanya pun kini sudah berada di area belakang sekolah, dan disana Seungmin bisa melihat Jeno serta Jaemin sedang menunggu kedatangan mereka.

"Dateng juga akhirnya Lo berdua."

"Gimana? Ada yang ngeliat gak Lo berdua kesini?" Tanya Jeno.

"Aman, gak ada yang liat."

"Yaudah, buru manjat abis itu kabur."

Jeno naik lebih dulu, di susul oleh Jaemin lalu Hyunjin dan yang terakhir Seungmin. Tapi sayangnya saat Seungmin baru saja sampai diatas pagarnya, suara decakan seseorang mulai mengalihkan atensinya.

"Mau kabur lagi ya?"

Seungmin menoleh, dan mendapati sosok lelaki manis tengah berkacak pinggang sembari menatapnya tajam.

Itu Jisung, pemuda manis itu nampaknya tengah menahan rasa kesalnya karna lagi-lagi ia harus memergoki Seungmin yang hendak kabur bersama teman-temannya.

"Mau gue foto lagi trus gue laporin pak Bono?!" Ancamnya dengan suara yang di buat setegas mungkin.

Jeno, Jaemin serta Hyunjin yang sudah keluar dari area sekolah hanya bisa ketar ketir ketika mendengar Jisung akan mengadukannya pada guru, namun beda lagi dengan Seungmin.

Lelaki itu justru terkekeh pelan, lalu dengan santai ia justru duduk diatas pagar tersebut.

"Laporin aja."

"Woy anjir, gila lo Ian?!" Hyunjin berseru kaget, ketika Seungmin berkata begitu. Apa-apaan maksudnya?!

"Bjir, jangan dong! Duh, bisa-bisa gue dapet surat SP lagi nanti." Tambah Jeno setelahnya.

"Ian, udah sih ayo langsung kabur aja, jangan debat dulu, ntar beneran ketauan bisa mampus kita!"

Seungmin sama sekali tak mengindahkan ucapan teman-temannya, dan justru masih saja terdiam di tempatnya. Ia merasa Dejavu dengan kejadian ini.

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang