7×5= 35

367 47 17
                                    

°
°
°
°
°
°
°

Pagi ini, lagi-lagi Jisung berangkat ke sekolahnya diantar oleh Seungmin. Sepanjang lorong kelas yang mereka lewati, tak sekalipun Seungmin melepaskan genggamannya pada Jisung.

Bahkan ketika Jisung banyak bercerita kepadanya, Seungmin sibuk menggenggam tangan si manis dan sesekali akan merespon dengan kalimat singkat ataupun kalimat yang terdengar menyebalkan, yang kemudian akan menghadirkan cebikan kesal dari Jisung.

"Nah, udah sampe nih di depan kelas Lo. Sana masuk, trus belajar yang bener." Ucap Seungmin seraya memegang kedua bahu Jisung lalu mendorongnya kecil menuju kelasnya.

"Harusnya gue gak sih yang ngomong gitu ke elo? Lo yang harusnya belajar yang bener mulai sekarang." Sahut Jisung.

"Gue pasti belajar yang bener kok, soalnya ayang yang nyuruh."

"Ih apa sih, bahasanya mulai alay deh sekarang."

Seungmin terkekeh pelan, lalu setelahnya ia usak Surai Jisung sejenak. "Gapapa, alaynya di depan Lo doang, Ra."

"Ish—yaudah sana, Lo masuk ke kelas Lo. Awas ya, jangan bolos!"

"Iya sayang~"

Jisung merona samar, lagi-lagi Seungmin memanggilnya sayang. Padahal sudah sering lelaki itu memanggilnya begitu, namun entah kenapa Jisung selalu tersipu malu mendengarnya.

"Nanti siang, mau belajar bareng lagi dirumah gue?" Tanya Seungmin memberi penawaran.

"Eum....boleh."

"Oke, nanti gue tungguin Lo disini, trus kita pulang bareng lagi."

"Gak usah kali, kelas kita sebelahan loh. Keluarnya juga barengan pasti."

"Ya meskipun gitu, gue bakalan tungguin Lo disini."

"Iya iya~ duh bawel Lo. Sana masuk kelas!"

"Lo duluan aja masuk kelas, gue mau ke kantin dulu. Mau nyarap, belum sarapan dari rumah."

Jisung mengangguk singkat. Lalu setelahnya Seungmin mengusak sebentar rambut Jisung sebelum akhirnya ia melambai pergi.

"Lo abis dari kantin jangan bolos ya, Ian!"

"Iya sayangnya Ian!" Seungmin membalas seruan Jisung cukup keras, bahkan sampai membuat beberapa siswa lain menoleh kearahnya.

Cukup malu, sampai-sampai membuat Jisung langsung buru-buru masuk ke kelasnya. Sedangkan Seungmin hanya tertawa pelan saja, ia sengaja tadi berseru keras seperti itu, bermaksud membuat kekasih manisnya tersipu malu seperti tadi.

Sangat lucu.

Dan setelahnya, barulah ia melangkah pergi menuju kantin untuk mencari makanan juga berkumpul bersama teman-temannya.

••🐿️🐶••

"Wesss~ akhirnya paduka Ardian ngumpul juga bareng kita."

"Iya nih, setelah sekian lama dia ngebucin bareng bu ketulas nya IPS 1, jadi jarang nongkrong nih sama kita."

Seungmin hanya berdecih pelan, ketika mendengar teman-temannya—Jeno, jaemin, juga Hyunjin mulai mengolok-oloknya.

"Bacot Lo semua, ntar juga Lo berdua bakalan bucin juga kalo udah punya doi." Sahut Seungmin.

"Iya deh, si yang paling bucin." Goda Jeno. "Eh ya, Ian. Lo kemaren kemana? Padahal gue ngechat Lo buat ngajak Lo nongkrong bareng di rumahnya Jaemin."

"Tau nih, padahal kita mau ngasih tau Lo soal kecelakaan Lo beberapa hari yang lalu itu, udah di setting sama si Gibran." Imbuh Hyunjin.

Mendengar itu, Seungmin nampak mengangkat satu alisnya. "Serius? Jadi itu emang di sengaja sama dia?"

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang