√37

363 56 12
                                    

°
°
°
°
°
°
°

Seungmin maupun Minho saling beradu kemampuan dalam permainan bola basketnya. Keduanya tampak cukup saling bersenang-senang, meskipun tak jarang mereka akan saling mengumpat satu sama lain.

Cukup lama keduanya saling bermain, Minho benar-benar tak membiarkan Seungmin untuk mencetak angka sedari tadi.

"Lo yakin bisa menang dari gue?" Minho bertanya di sela permainan mereka.

"Kenapa enggak? Menangin hati adek Lo aja gue bisa."

"Tch—sombong."

Seungmin menyeringai kecil, dengan gesitnya ia mulai merebut bola basket yang awalnya berada pada Minho lalu menggiringnya menuju ring basket.

Minho yang menyadari itu, sebisa mungkin menghalau pergerakan Seungmin, meskipun pada akhirnya Seungmin mampu juga mencetak angka kedalam ring basket itu.

Senyum puas ia tampilkan sembari menatap pongah kearah Minho.

"See? Gue menang." Ucapnya sembari melempar bola itu kearah Minho.

Minho tak bisa protes kali ini, toh memang benar Seungmin yang memenangkan pertaruhannya.

"Oke...kali ini gue akuin, Lo memang."

"Sesuai taruhan, Lo gak bisa lagi ngatur-ngatur Afra buat jauh-jauh dari gue, Sa."

Minho mulai bersidekap, lelaki itu mulai melontarkan pertanyaan pada Seungmin. "Ada yang bisa Lo yakinin ke gue kalo seandainya gue lepasin Afra buat Lo, Lo gak bakalan nyakitin di kayak waktu itu lagi?"

"Diri gue, Sa." Ucap Seungmin dengan nada yakinnya. "Sama kayak waktu itu Lo pukulin gue, gue rela seandainya harus babak belur di tangan Lo kalo gue nyakitin Afra lagi."

"Lo mau ngorbanin diri Lo sendiri cuman karna adek gue, Ian? Gila juga Lo.."

"Gak cuman diri gue, apapun yang gue punya rela gue korbanin termasuk hidup gue sendiri—

—Kedengerannya lebay, tapi gue yakin Lo paham sama apa maksud gue, Sa. Karna Lo juga punya perasaan yang sama kayak gue kan?"

Minho diam sejenak, sepertinya memang benar Seungmin tak main-main dengan perasaannya pada Jisung.

Itu artinya, sudah saatnya Minho merelakan Jisung untuk di miliki orang lain saat ini.

Minho mendengus geli sembari tersenyum tipis. "Lo kayaknya udah jadi gila karna Afra ya, Ian."

"Salahin adek lo yang selalu bikin gue tergila-gila."

Lagi-lagi Minho mendengus geli. Seungmin memang sudah gila.

"Gue denger....Lo masuk BK lagi tadi. Abis ribut Lo?"

Seungmin sedikit berdecak malas, lelaki itu kemudian tiba-tiba saja merebahkan dirinya di lapangan saat ini sembari menutup setengah wajahnya dengan lengannya.

"Jangan di bahas, gue masih gak mood."

"Halah gak mood. Kayak cewek aja Lo." Cibir Minho.

"Brisik anjing."

Minho terkekeh pelan, sebelum akhirnya ia pun ikut merebahkan dirinya diatas lapangan, mengikuti Seungmin.

"Hhhhh...Abin cerita tadi, Lo baku hantam sama orang yang ngomongin gak enak soal Afra kan?"

"Kalo Lo tau, kenapa nanya?"

"Yaelah, mastiin doang." Ucap Minho. "Bener, Ian?"

Seungmin mengangguk pelan, Sebagai jawaban untuk pertanyaan Minho barusan. "Kalo iya, kenapa? Lo mau apa?"

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang