92/4=23

412 65 0
                                    

°
°
°
°
°
°

Seungmin langsung membalik badan, dan mendapati sosok Minho yang berada diambang pintu sambil menatapnya dengan ekspresi terkejut.

"Lo?!—lo ngapain ada di kamar gue bangsat?!"

Minho berseru kesal, bagaimana bisa sosok rivalnya masuk kedalam area privasinya? Bajingan ini pasti sedang mencari-cari sesuatu.

Baru saja Minho akan menarik kerah baju Seungmin, Seungmin langsung memasang gestur agar Minho tenang lebih dulu.

"Kalem bro, gue gak ngapa-ngapain di sini."

"Lo pikir gue percaya? Lo ngapain disini?" Tanya Minho lagi, lalu tak lama tatapan teralih pada baju yang di pakai Seungmin. Itu bajunya! Kenapa bisa di pakai oleh rivalnya?!

"Ini baju gue kenapa Lo pake?! Siapa yang berani ngasih baju gue ke elo?! Dan lagi, siapa yang ngijinin Lo masuk kerumah gue sialan?!"

Minho masih terlihat emosi, namun berbeda dengan Seungmin yang justru terlihat tenang.

"Adek lo yang ngasih baju Lo ke gue, lagian tadi gue sama adek Lo sempet ke hujanan juga. Pas gue nganterin dia balik, eh bunda Lo nyuruh gue mampir dulu disini buat ganti baju. Jadi...—ya gitulah." Jelas Seungmin sambil mengedikan bahunya.

Minho berdecih pelan, sebelum akhirnya melepaskan cengkeramannya pada kerah baju Seungmin dan mendorongnya sedikit kasar.

"Keluar lo, sebelum lo gue nyeret lo keluar dari sini." Titah Minho.

"Gue juga mau keluar sih, tapi—" Seungmin menjeda ucapannya. "Ada satu hal yang mau gue tanyain dulu sama Lo."

"Ck—gak gak, sana pergi—"

"Lo suka ya sama adek Lo sendiri?"

Minho mendadak mematung, tatapannya seketika berubah tajam menatap Seungmin.

"Bukan urusan Lo."

"Lo ngelak berarti itu bener, iya kan?"

"Ck—sok tau, dia adek gue, gak mungkin gue suka!"

Seungmin mengangkat satu alisnya. "Oh ya? Tapi kayaknya dari foto-foto yang Lo pasang di tembok ini, bilang yang sejujurnya."

"Di tambah sama sikap Lo ke Afra yang kelewat overprotektif. Apa itu masih kurang jelas?" Lanjut Seungmin.

Bisa ia lihat, tangan Minho mengepal kuat. Ini sudah menjadi jawaban untuk Seungmin kalau memang sebenarnya Minho memiliki perasaan lain untuk adiknya sendiri.

Pemuda itu sudah tidak bisa mengelak lagi kan? Lagipula bukti sudah di ketahuinya.

Minho menghela nafas panjang sembari memejamkan matanya. Baru menjawab, "Kalo iya, kenapa?"

Satu seringaian tipis terukir diwajahnya, dugaannya selama ini ternyata benar. Haruskah Seungmin memanfaatkan hal ini?

"Lo....sebenernya apa niat Lo, hah? Gue tau, Lo deketin Afra pasti ada maksud lain. Iya kan?" Minho balas bertanya, dengan nada suaranya yang rendah. "Oh atau—sebenernya ini niat Lo? Lo mau manfaatin Afra buat jatuhin gue karna lo tau kalo gue sebenernya suka sama adek gue sendiri? Begitu? Murahan banget trik brengsek Lo, Dian."

Seungmin mengedikan bahunya acuh, memang sih niat awalnya begitu, tapi sepertinya sekarang niatnya sudah berubah.

"Siapa juga yang mau jatohin Lo? Ada untungnya buat gue? Enggak kan?" Ucapnya sarkas. "Lagian....gue emang pengen deketin adek Lo aja. Afra manis, salah kalo gue suka trus pengen deketin dia?"

"Apapun itu, mau ada alasan apapun juga gue tetep gak bakalan biarin Afra dimilikin sama orang kayak Lo, sialan."

"Kenapa? Lo mau egois sama perasaan salah Lo ke dia? Harusnya Lo sadar, gak semestinya Lo kayak begini ke adek Lo sendiri. Gimana kalo seandainya Afra tau sama perasaan Lo yang sebenernya? Sekecewa apa nanti dia?"

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang