√1444=38

399 46 4
                                    

°
°
°
°
°
°

"Apa kita harus ngakhirin hubungan kita lagi?—

—tapi di satu sisi, gue gak bisa jauh-jauh dari Lo, Ra."

Jisung mengerjap pelan, ada apa dengan Seungmin kali ini? Kenapa jadi mendadak melakonis begini?

"Ian, maksud Lo ngomong gitu apa?"

"Ra, jujur....gue belakangan ini kepikiran sama sesuatu. Selama kita ngejalanin hubungan ini, selama Lo sama gue terus, apa Lo bahagia sama gue?"

Seungmin ini bicara apa sih? Mempertahankan soal dirinya apakah merasa bahagia bersama Seungmin atau tidak? Sungguh itu pertanyaan yang agak konyol.

"Lo ngomong apa sih? Jelas gue bahagia sama Lo, Ian. Kenapa Lo malah nanya gitu?"

Seungmin sedikit menundukkan kepalanya, ia juga tak tau kenapa dirinya bertanya begitu. Hanya saja, di hatinya saat ini ada yang mengganjal.

Mungkin karna insiden yang terjadi tadi, juga percakapannya bersama Minho, sedikit mengganggu pikiran Minho saat ini.

"Gue tadi sempet ngobrol sama kakak Lo, Ra."

"Hm? Ngobrolin apa? Gak sampe ribut kan?"

Seungmin menggeleng. "Enggak kok, cuman....kakak Lo bilang, dia ngerestuin hubungan kita Ra."

Mendengar itu, Jisung merasa cukup senang, tapi disatu sisi juga ia merasa bingung. Apa yang membuat kakaknya berubah pikiran begitu?

"Ya bagus dong..."

"Tapi Ra, justru itu malah jadi beban pikiran buat gue.."

"Beban pikiran apa, hm?"

Sejenak, Seungmin menghela nafas pelan sebelum menjawab ucapan Jisung.

"Gue janji sama kakak Lo, gue bakalan bahagian Lo, Ra—

—tapi masalahnya, tiba-tiba aja gue malah ragu. Apa gue bisa bahagiain Lo? Apa selama ini, lo bisa bahagia sama gue? Gue ngerasa Lo terlalu sempurna buat gue Ra, gue takut kalo gue bukan apa-apa buat Lo, dan Lo bisa aja pergi ninggalin gue...

...di tambah, Beberapa kali gue pernah nyakitin Lo dan sekarang gue juga ngecewain Lo. Gue jadi ngerasa makin buruk sekarang, gue gak bisa berubah kayak apa yang Lo pinta, Ra.."

Jisung diam. Ia tak pernah melihat Seungmin berada di fase terendah nya saat ini. Tapi sungguh, mendengar perkataan Seungmin yang mengira kalau lelaki itu tak bisa membahagiakannya, ingin rasanya Jisung pukul kekasihnya itu dengan keras.

Ayolah! Hanya dengan bersama dengan Seungmin dan mencintai lelaki itu, sudah lebih dari cukup untuk membuat dirinya bahagia!

Lagipula, apa-apa itu? Dirinya sempurna? Tak ada yang bisa lebih dari sempurna di dunia ini kecuali Tuhan..

Bahkan semesta saja masih memiliki banyak kekurangan, apalagi dirinya yang hanya manusia biasa?

Seungmin-nya terlalu berlebihan.

"Lo ngomong apa sih? Ngejalin hubungan sama Lo dan dapet cinta dari Lo aja bagi gue itu udah lebih dari cukup bikin gue bahagia, Ian. Lo jangan mikir yang aneh-aneh deh..."

"Gue takut Ra, gue takut Lo pergi nanti.."

"Gue gak bakalan pergi dari Lo, Ian! Justru harusnya gue yang takut Lo pergi disini! Gue takut, Lo ngerasa terlalu terkekang sama gue, gue takut Lo bosen sama gue, gue juga takut, tapi gue berusaha buat lebih lagi mahamin diri Lo, Ian!"

Seungmin terhenyak, ketika Jisung mulai sedikit meninggikan suaranya, di tambah lagi, mata lelaki manis itu yang biasanya menatap penuh binar kearahnya, kini sudah mulai berkaca-kaca oleh air mata.

Perfect || Seungsung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang