Sasha memasang wajah masam nya sejak sampai di lorong sekolah barunya itu, mengabaikan Dipta yang sejak tadi terus mengikutinya sambil mengucapkan kata maaf terus menerus.
Ia berbalik dan menatap Dipta nyalang.
"Diem deh bang! Sana pergi aja mending"
"Iya abang pergi tapi maafin dulu dong, abang lupa kalo kamu juga hari ini masuk sekolah"
"Engga! Sana pergi buru risih di ikutin terus tau gak?!"
"Maafin dulu dong princess nya Abang"
"Sasa bilang engga ya engga!" Kini gadis itu sedikit berteriak, biar saja Abang nya itu merasa bersalah.
Enak saja dia tinggal di rumah saat akan berangkat sekolah, dia bangun dan bertanya pada ibu nya dimana Dipta lalu ibu nya menjawab Dipta sudah berangkat ke sekolah sejak lima belas menit yang lalu.
Dengan kondisi setengah sadar karena masih mengantuk Sasha bersiap-siap secepat mungkin sampai melewatkan waktu sarapannya karena takut telat. Belum lagi kondisi jalanan yang macet membuat taxi yang ia naiki tidak bergerak sama sekali kurang lebih lima belas menit.
Kemarin memang sekolah memberi info bahwa hari ini kelas sepuluh dan sebelas di liburkan namun info itu di ubah, kelas sepuluh dan sebelas tetap masuk hanya saja jam sekolah mereka di kurangi.
Setahunya Dipta sudah dapat info membatalkan libur tersebut tapi laki-laki itu seolah sengaja meninggalkannya.
"Oke-oke jangan teriak gitu, abang pergi tapi nanti pulang sama abang ya gaboleh nolak"
"Hm"
"Hm apa?"
"Iya"
"Iya apa?"
"ABANGGGG!"
Dipta lari menjauhi adiknya itu sambil menutup telinga nya agar tidak pecah karena suara teriakannya.
Sasha benar-benar kesel dengan kakak keduanya itu, sangat bar-bar untuk ukuran anak umur delapan belas tahun, berbeda dengan kakak pertamanya yang juga laki-laki.
Bicara soal kakak pertamanya, ia jadi rindu sosok laki-laki dingin itu, dulu saat mereka bertiga masih kecil dia selalu menjadi penengah ketika kedua kakak laki-lakinya itu sedang bertengkar. Sekarang mereka malah terpisah karena pekerjaan dan sekolah.
Tidak ingin telat Sasha jalan menuju kelasnya sampai ia terhenti melihat sebuah pena yang sangat ia kenali. Pena itu jatuh dari saku seorang laki-laki yang berjalan berlawanan arah dengannya.
Buru-buru ia mengambil pena tersebut dan berbalik untuk memanggil sang pemilik pena.
"Eh itu yang lagi jalan" Sasha berkata begitu karena tidak tahu harus memanggil apa.
Laki-laki yang sedang berjalan tersebut menghentikan langkahnya saat mendengar ada yang memanggilnya, ia menoleh hingga wajah nya berhadapan dengan wajah Sasha.
"Kak Nevan?" Ia terkejut.
Ada apa gadis itu memanggilnya, dan kenapa gadis itu tahu namanya. Tapi kemudian dia tahu jawabannya, sudah pasti satu sekolah ini tahu siapa namanya.
Dia menatap gadis di hadapannya dengan tatapan datar lalu menaikan alis nya sebelah seakan bertanya ada apa.
"Ini pulpen nya jatuh"
Hanya itu? sangat tidak penting. Nevan tidak melihat pena itu, dia hendak berbalik namun gadis itu kembali bersuara.
"Ini pena ASEXION'S kak, makanya aku balikin"
![](https://img.wattpad.com/cover/206685900-288-k444456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool and Problem
Romance⚠️17+ [ warning: mengandung kata kasar & mature content ] typo bertebaran! HALLO AKU OPEN ALUR YA SOAONYA UDAH MENTOK MAU DILANJUT KAYA GIMANA, YANG MAU REQUEST ALUR BOLEH DM INSTAGRAM AKU @shitwomennn supaya cerita ini cepet END. "aku akan sangat...