part 8

6.9K 223 2
                                    

Bagi Alea, joging adalah rutinitas yang wajib ia lakukan setiap Minggu, melalui aktifitas yang begitu melelahkan selama seminggu penuh dengan dirinya yang berstatus sebagai pelajar memerlukan olahraga agar tubuhnya tetap sehat dan segar bugar.

Seperti sekarang, ia sedang berada di taman komplek rumah nya untuk ber joging dengan orang-orang lain nya, Ia mengitari taman tersebut sambil berlari kecil.

Dengan di temani Dipta tentu nya.

"Aus dip" di sela lari nya Alea berucap pada Dipta yang lari di sebelahnya.

"Dipta aus" ucap nya lagi karena Dipta tak menghiraukan nya, lalu ia berhenti sejenak dan mengatur nafasnya.

Dipta menoleh dan mendengus, "payah nih princess" lalu pergi melanjutkan lari nya meninggalkan Alea.

Alea meneriaki sepupunya itu tapi tak di hiraukan oleh sang empu yang ia lihat sudah semakin hilang dari pandangan nya.

Ia berdecak.

Masa bodolah, ia haus sekarang. Ingin beli minum tak sanggup rasanya, tadi ia dan Dipta mengelilingi taman sepuluh kali tanpa berhenti.

Jadi wajar bukan jika sekarang ia haus dan kakinya sudah tak kuat untuk melangkah satu langkah saja.

Sambil menunggu Dipta selesai berlari, ia duduk di salah satu kursi taman yang di sediakan. Bersender pada tumpuan kursi dan memejamkan mata nya menikmati angin yang menerpa dirinya.

Tiba-tiba ia merasa ada sesuatu yang dingin menempel di keningnya, "nih minum" saat membuka mata ia melihat Dipta sudah duduk di sebelahnya.

"Gue kira Lo lanjut lari" ia sempat menduga tadi Dipta pergi bukan untuk melanjutkan lari nya tapi untuk membelikan ia minuman.

"Emang gue tega liat Lo keausan gitu" lalu Dipta menenggak minumannya.

"Kok gak dingin dip?"

"Guna nya Lo lari sepuluh puteran sama keliling komplek tadi tuh apa?"

"Ya biar badan gue sehat lah, oon banget pertanyaan Lo"

"Lo yang oon, terus kenapa nanya air nya dingin atau engga?" Tak habis fikir dengan Alea, cantik tapi Lola.

"Lupa bego"

Hanya keheningan yang tersedia setelah kalimat yang Alea lontarkan tadi, sibuk dengan dunia mereka masing-masing.

Ponsel, memangnya apalagi?

"Malem club yuk!" Ajakan Dipta membuat Alea mengernyit.

"Tumben Lo, biasanya ogah"

"Lagi suntuk gue, mau gak?"

"Ya mau lah oon, pake nanya lagi" jangan di tanya lagi, mana mungkin ia menolak pergi kesana.

"Yaudah sekarang balik, udah siang juga"

Alea mengangguk, "mau jemput jam berapa?" Tanya nya pada Dipta setelah sampai di pekarangan rumahnya.

"Jam sembilan"

"Kecepatan Dipta, jam sepuluh aja"

"Hmm, udah sana masuk, mandi biar badan Lo gak lengket"

"Oke bos" Alea mengambil sekotak bubur yang mereka sempat beli di jalan tadi kalau mengecup pipi Dipta dan keluar dari mobil.

Hal itu tidak membuat Dipta kaget, kebiasaan Alea dan Dipta memang seperti itu.

Setelah mobil Dipta pergi, Alea membuka gerbang rumah nya dan masuk ke dalam. Ia menjalankan rutinitas yang Dipta perintahkan padanya tadi, meskipun tanpa di perintah, ia akan melakukan semua rutinitas itu.

Cool and ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang