part 12

5.4K 182 0
                                    

Hari begitu cepat berlalu, ini sudah hari ke lima Alea tinggal di rumah Lemy, hari ke lima Rasgan tidak masuk sekolah, dan selama itu pula Alea merindukan Rasgan.

Semua usaha Alea untuk mengetahui kabar Rasgan sudah ia lakukan tapi tidak membuahkan hasil sama sekali, ia sudah mengirim pesan, menelpon, bahkan bertanya pada Nevan, Saga, dan Juan namun mereka mengatakan mereka juga tidak tahu di mana Rasgan.

Alea benar-benar khawatir, ia takut terjadi sesuatu pada Rasgan. Kemarin ia, Lemy, dan Keira coba ke apartemen Rasgan tapi apartemen itu kosong tak berpenghuni.

Ia frustasi, bingung harus mencari kemana lagi kekasihnya itu.

Kadang ia menangis karena merindukan Rasgan, dan pastinya tanpa sepengetahuan kedua sahabatnya.

"Eh Al tumben jam istirahat gini Lo masih di kelas?" Tanya teman sekelas Alea yang bernama Renna.

Alea memang memutuskan untuk tetap di kelas nya, sementara kedua sahabatnya berada di kantin.

Ia tidak mood, disana tidak ada Rasgan, jadi tidak ada guna nya ia disana, lagipula ia tidak nafsu makan.

"Males"

"Lagi berantem ya Lo sama Rasgan? Maka nya gak mau nemuin dia" perkataan Renna membuat Alea mengernyit kan dahi nya.

"Iya biasanya kan Lo nempel tuh kalo di kantin, tapi tadi gue liat dia sendiri, ya sama geng nya sih"

Alea terkejut, apa kata nya? Tadi ia melihat Rasgan sendiri di kantin? Tadi?

Itu berarti ia sudah masuk sekolah.

"Tadi?" Tanya nya memastikan.

"Iya"

"Makasih" lalu Alea bergegas pergi menuju kantin, ia harus minta penjelasan pada Rasgan. Apa-apaan orang itu, sudah di buat khawatir dan merindukan nya sekarang malah masuk tanpa memberitahu nya.

Alea berhenti di depan pintu kantin, ia mencari tempat duduk Rasgan dan...

Air mata nya lolos, pria yang lima hari ini hilang, tidak ada kabar, dan membuat nya rindu ada disana. Duduk dengan ketiga sahabatnya dengan seorang perempuan. Air mata nya lolos bukan karena di sana ada perempuan yang jelas-jelas Alea kenal tapi karena lega mengetahui bahwa Rasgan baik-baik saja.

Ia berjalan ingin menemui Rasgan tapi langkah nya terhenti begitu mendengar percakapan empat laki-laki itu.

"Lo gak mau ketemu Alea dan jelasin semua nya?" Itu suara Saga.

"Gak perlu" jawab Rasgan dengan wajah datar.

"Parah Lo, dia nanyain Lo ke kita-kita tiap hari. Di khawatir bro, gue aja gak tega liat nya, hampir aja gue kasih tau Lo dimana kalo gak inget Lo nyuruh kita buat rahasiain Lo dimana" Juan berucap dengan sedikit menghela nafas.

Jadi?

Mereka tahu di mana Rasgan tapi mereka menyembunyikan nya, bersikap seolah tidak tahu apa-apa. Tidak kah mereka tahu bahwa Alea benar-benar sakit karena Rega tidak ada kabar.

Air mata nya lolos lebih banyak, ia di bohongi.

Tidak bisakah mereka jujur saja jika mereka tahu dimana Rasgan, dan mengatakan bahwa ia tak perlu tahu dimana Rasgan, mengatakan bahwa Rasgan baik-baik saja agar ia tidak khawatir.

"Emang Lo gak kasian apa sama dia?" Saga berujar lagi.

"Dia udah gede, lagian gue pergi cuma beberapa hari bukan bertahun-tahun"

Sesak, itulah yang Alea rasakan sekarang, ia berharap Rasgan mau menjelaskan apa alasan di menghilang saat ia akan menghampiri Rasgan tadi, ia berharap Rasgan meminta maaf karena tidak menjawab segala pesan dan telponnya, tapi nihil.

Cool and ProblemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang