"Ini buburnya, kamu makan dulu ya sayang" Savira memberikan bubur pada gadis di hadapannya.
"Makasih mah" ucap Alea sambil tersenyum.
"Sama-sama sayang, kamu kenapa gak bilang ke mamah kalo lagi sakit jadikan mamah bisa kesini dari kemarin"
Savira mengelus rambut Alea dengan sayang, ia menganggap Alea seperti putrinya sendiri jadi ia juga khawatir saat Rasgan menghubunginya tadi pagi jika Alea sakit.
Tadi dia belum sempat bertanya banyak karena Rasgan menyuruhnya segera datang ke apartemen laki-laki itu untuk memberikan sarapan kepada Alea.
Ia hanya menurut pada perkataan putra semata wayangnya itu, laki-laki dingin dan datar yang sama persis seperti suaminya bertahun-tahun lalu.
"Emang kamu sakit apa sayang?"
"Cuma pusing sama mual aja mah" Jawab Alea seadanya.
Setelah satu pertanyaan itu, Savira kembali menanyakan beberapa hal yang dengan senang hati Alea jawab.
Di selingi obrolan-obrolan ringan mulai dari Savira yang bercerita mengenai tingkah Rasgan waktu ia masih anak-anak, Alea yang tertawa lalu memberitahu Savira kelakuan laki-laki itu di sekolah, hingga rencana mereka yang dulu gagal karena Zeindhan yang harus pergi mengurus masalah kantor cabang di Jepang saat itu.
Selama berpacaran dengan Rasgan, Alea sedikit banyak mengenal kedua orangtua kekasihnya itu, sejak pertama kali Rasgan membawanya ke rumah laki-laki itu dan di perkenalkan pada Zeindhan dan Savira ia langsung di terima dengan baik. Savira memperlakukannya bukan seperti tamu, tapi seperti putrinya.
Mereka memang jarang bertemu, tapi setiap mereka bertemu Alea selalu merasa keluarganya utuh, ada orangtua yang sayang padanya, da nada Rasgan yang bersikap dingin padanya seperti Arsalan ketika masih kecil.
Resikonya memang adalah ia yang akan mengingat masa kecilnya sebelum kakak laki-lakinya itu di nyatakan sakit oleh dokter, tapi Alea tidak masalah dengan hal itu.
Karena keasikan mengobrol mereka tidak sadar jika bubur yang di makan Alea sudah habis.
"Abis juga buburnya, kamu mau buah?"
Savira mengambil mangkuk bubur itu dari tangan Alea, memberikan apel yang sudah ia kupas dan potong-potong terlebih dahulu tadi di dapur.
"Makasih ya mah, maaf jadi ngerepotin" Alea menerima apel itu dan memakannya.
"Ya ampun sayang, mamah malah seneng kalo kamu yang ngerepotin" ia tertawa.
"Mamah bisa pulang kok, aku bisa sendiri disini"
"Mamah temenin kamu sampe Rasgan pulang aja, kasian kamu disini sendiri"
"Jangan, pasti ngerepotin mama"
"Gak apa-apa sayang, mamah juga di rumah sendiri daripada bosen gak ngapa-ngapain mending nemenin kamu disini kan"
Alea pasrah dengan omongan Ibu dari kekasihnya itu, ia sebeneranya senang jika Savira disini menemaninya tapi ia takut merepotkan.
"Yaudah mamah kebelakang dulu taro mangkuk sama ambilin kamu minum buat minum obat"
Begitu Savira keluar ia mengambil obat yang ada di laci nakas.
"Nih minum dulu"
Gelas yang di pegang Savira di ambil oleh Alea, ia meminum obat tersebut dalam satu tegukan. Meletakan gelasnya di atas nakas dan tersenyum kea rah Savira.
"Sekali lagi makasih ya mah, mamah udah baik banget sama Lea"
"Jangan makasih terus ah, kamu itu udah mamah anggap kaya anak mamah sendiri jadi gak mungkin waktu kamu sakit kaya gini mamah diem aja"
![](https://img.wattpad.com/cover/206685900-288-k444456.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool and Problem
Romance⚠️17+ [ warning: mengandung kata kasar & mature content ] typo bertebaran! HALLO AKU OPEN ALUR YA SOAONYA UDAH MENTOK MAU DILANJUT KAYA GIMANA, YANG MAU REQUEST ALUR BOLEH DM INSTAGRAM AKU @shitwomennn supaya cerita ini cepet END. "aku akan sangat...