- PROLOG -

9.7K 316 2
                                    

Hallo semuanya!

Salam kenal aku Desjhx, panggil aja Des.

Selamat datang dicerita aku, Varesha. Semoga kalian suka yaa!

Selamat membaca♡

.....

Aresha Mirabella, gadis yang berteman dengan luka. Masa remajanya dipenuhi dengan ketakutan dan kepedihan yang selalu menghampiri hidupnya. Ia tidak bisa melawannya karena memang begitu adanya. Entah dosa apa yang telah ia perbuat sehingga harus merasakan kesakitan secara mental dan fisik ini.

Keluarganya tidak harmonis, bahkan seringkali ia menyaksikam ayah dan mamanya bertengkar hebat didepannya. Meskipun begitu ia tidak mau terlalu mencampuri urusan mereka karena ia berpikir semuanya akan baik-baik saja. Hingga pada akhirnya keduanya benar-benar bercerai saat ia masih berusia sepulub tahun.

Cukup menyakitkan, namun ia rasa tidak ada gunanya meraung-raung didepan mereka dan memaksanya agar terus bersama karena ia tahu sudah tidak ada lagi cinta yang mendasari rumah tangga itu.

Hingga mamanya mulai mengenalkan laki laki asing yang pada akhirnya tinggal bersamanya dirumah barunya, Surabaya. Disitulah penderitaannya mulai menggerogoti separuh mentalnya. Dimana kehidupan yang awalnya sudah abu kini menjadi hitam. Tidak ada yang menyenangkan lagi, bahkan indahnya pelangi saja sudah tidak ada artinya lagi dipandangannya.

Papanya terus menyiksanya dengan berbagai cara. Memukulnya, menyentaknya, memarahinya, bahkan membawanya kesebuah bar yang diisi oleh kaum adam dengan usia yang jauh diatasnya. Resha tidak bodoh untuk mengetahuinya, ia dijual pada pria hidung belang dan ia tidak tahu apa alasannya.

"Jangan lancang! Jangan sentuh saya!" sentaknya pada pria yang sedang mengendurkan dasinya itu. Resha berpikiran bahwa pria itu sedang mabuk berat, maka dari itu ia merasa takut.

"Heh bocah! Saya udah bayar kamu mahal, jangan kurang ajar sama saya!"

"Anda yang kurang ajar!" teriak Resha membuat beberapa orang menatapnya tidak suka. Ia sudah tidak perduli lagi dengan orang-orang disekitarnya, pikirannya sudah kalang kabut dan tubuhnya bergetar tanpa disadari.

"Udah deh jangan kebanyakan drama! Sekarang kamu ikut saya aja." kata pria itu sambil menarik tangan Resha menuju salah saru ruang bagi pengguna VIP dibar ini. Dengan cepat Resha menyentaknya hingga tautan tangan mereka terlepas.

Matanya sudah berkaca-kaca. Resha tidak sepolos itu, tentunya ia tahu apa yang sedang terjadi pada dirinya. Namun sekuat apapun ia menolak, tentu saja ia tetap kalah tenaga karena pria itu bertubuh kekar, tentunya memiliki tenaga yang jauh lebih besar daripada dirinya. Yang ia punya tinggalah harapan agar ada malaikat penolong yang akan membantunya keluar dari tempat menjijikan ini.

Dalam hatinya terus memohon kepada sang kuasa agar membantunya lolos dari jeratan pria mesum ini. Seolah tidak perduli lagi dengan tangisannya, pria itu tetap berusaha menariknya dengan tangan kokohnya yang berukuran dua kali lebih besar dibanding tangannya.

"Tolong lepaskan saya." ia sudah menyerah. Sepertinya masa depannya akan hilang ditempat ini dan dengan pria yang tidak ia kenali. Kemungkinan ia bisa menyelamatkan diri sangatlah kecil, karena nampaknya orang-orang juga tidak memperdulikan teriakannya karena suara musik juga lumayan keras.

Semakin ia melirih membuat pria itu tersenyum miring. Saat berhasil membawa Resha masuk kesebuah kamar yang temaram, ia membuka kemejanya hingga menampilkan tubuh altetisnya dengan otot yang bermunculan dan perutnya yang terbagi menjadi delapan bagian.

Ia mengunci pintu dan menyelipkan kunci tersebut didalam saku celananya. Senyuman penuh arti terkulas dibibir tipisnya saat melihat Resha yang berdiri didekat ranjang dengan tatapan penuh kebencian dimatanya.

Pria itu menungkan Whisky pada segelas kecil yang sudah disiapkan oleh bar ini. Ia meneguknya seraya terus menatap Resha dari kejauhan. Rasanyap perempuan ini benar-benar mencuri hatinya. Walaupun usianya terpaut sekitar sepuluh tahun dibawahnya, namun ia rasa itu bukanlah hal yang perlu dipusingkan.

"Minum." ia menyodorkan gelas yang tadi digunakannya untuk minum kepada Resha. Perempuan itu hanya terdiam tanpa memberikan respon apapun. Saat ia hendak melangkah mendekati perempuan itu, suara ketukan pintu terdengar dari luar. Ia berdecak malas dan mendekati pintu untuk menemui siapa pengganggu yang berani mengulur waktunya.

Resha berharap semoga orang dibalik pintu itu akan menyelamatkannya. Ia berusaha mencari celah agar bisa melihat siapa orang tersebut dan meminta bantuan padanya namun gagal. Pria itu menghalangi pintu hingga ia tidak bisa melihat sedikitpun.

Beberapa saat kemudian orang itu masuk kedalam setelah berbincang dengan pria mesum itu. Resha menundukan kepalanya karena takut, tapi suatu hal yang diluar dugaan ternyata orang itu menyuruhnya untuk keluar meninggalkan tempat ini.

Satu hal yang benar-benar Resha syukuri karena Allah mendengarkan doanya. Malaikat penolong itu telah datang.

Penderitaan itu berlangsung selama bertahun-tahun. Hingga pada akhirnya ia memilih untuk meninggalkan kota ini dan berpindah kekota ayahnya tanpa sepengetahuan mama dan papa tirinya.

"Kakak mau kemana?" tanya Amel, adik kembarnya.

"Kakak harus pergi. Kamu baik-baik disini ya, jangan bandel. Nurut sama mama dan papa supaya hidup kamu enak."

"Enggak mau! Aku mau ikut kakak!"

"Amel?"

"Amel mau ikut kakak."

Atas keberanian yang ia kumpulkan selama bertahun-tahun, akhirnya ia bisa keluar dari neraka dunia itu. Ia kini memiliki punggung untuk berlindung, dan memiliki kasih sayang untuk dirasakan.

Hingga pada akhirnya ia bertemu dengan sosok Vares Danendra yang kemudian menjadi pendamping hidupnya atas perjodohan yang sudah direncanakan oleh ayahnya. Dengan itu rasa traumanya seakan sirna. Dulu ia tidak punya siapa-siapa untuk bersandar, kini ada Vares yang akan selalu memberikan pundaknya dan punggungnya agar ia berani menjalani kerasnya kehidupan.

"I love you, sayang." satu kalimat yang menjadi penghangat hatinya. Kalimat yang membantunya untuk berdamai dengan keadaan.

Didunia ini tempat bagi para orang jahat dan orang baik berperang. Dan Resha harus bisa menerima segala kepahitan dimasa lalu dan mengatakan kepada dirinya bahwa semuanya sudah baik-baik saja.

"It's okay Sha, nggak ada penderitaan yang abadi."

VARESHA [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang