43 - Finally, Talk.

926 141 13
                                    


cw // kissing,
mention of bullying behavior.

.
.
.

Two Side

by varadea

.
.
.
.

chapter forty three

finally, talk

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Seperti biasa, begitu istirahat berlangsung, kebanyakan murid akan meninggalkan kelas untuk menikmati waktu dan kembali sebelum bel masuk berbunyi. Sebagai murid yang sudah hafal dengan jadwal, tentu saja mereka tahu kapan jam masuk bersuara. Dan sekarang, berhubung waktu mulai mendekati jam masuk, suasana kelas mulai ramai kembali.

Chenle menetap di bangkunya.

Hari ini, ia tidak melangkahkan kaki menuju kantin. Chenle menjalani istirahat bersama lembaran latihan soal untuk dipelajari ulang. Terkadang, ia akan berhenti sejenak untuk meminum minuman kotak. Jeongin memberikan itu sebelum kembali menemui teman satu klubnya di kantin.

Selain di atas itu, matanya pun sesekali melirik bangku pojok yang tampak terlihat kosong. Tidak seperti biasa, siswa bertampilan culun yang menempati bangku tersebut tak berada di sana semenjak istirahat berlangsung.

Apa yang dilakukannya di luar kelas sekarang?

Chenle mengembalikan arah pandangnya lagi. Namun, gerakan maniknya seketika terhenti begitu menangkap bahwa sepasang mata tengah menatap tepat ke arahnya. Guanlin, lelaki itu tersenyum saat tukar tatap terjadi. Ini merupakan kebiasaan aneh baru. Entah berapa, Chenle sering kali menangkap Guanlin tengah memperhatikannya.

Sialan memang.

Apa orang itu merencanakan sesuatu lagi?

"Ketua, kita mendapat surat izin sakit."

"Sakit? Siapa?"

"Park Jisung, dia berada di ruang kesehatan sekarang."

Chenle yang hendak melanjutkan kegiatannya kembali seketika menaruh atensi pada percakapan tersebut begitu nama Jisung disebut.

"Siapa yang memberikannya?"

"Kita tidak mengenalnya, tetapi murid itu merupakan siswa tingkat akhir."

Tidak lama setelahnya, bel masuk berbunyi. Beberapa murid yang masih berada di luar mulai berjalan memasuki kelas. Chenle merapikan buku, mengundang raut bingung dari beberapa orang saat ia malah melangkah ke luar kelas.

"Loh? Mau ke mana?"

Depan koridor kelas, ia bertemu Jeongin yang sedang menenteng dua bungkus makanan ringan.

Chenle mendekatinya, menepuk bahu lelaki itu, "Izinkan aku, beritahu ketua kelas kalau aku pergi ke toilet sekarang."

---

Jisung tidak berada di dalam ruang kesehatan.

Salah seorang murid yang memiliki jadwal piket di sana pun terlihat bingung saat menanggapi pertanyaannya. Sebelum meninggalkan ruangan, murid itu juga berkata bahwa ia tidak menjaga ruang kesehatan selagi jam istirahat berlangsung secara penuh. Oleh karena itu, ia tidak sempat melihat dan mendata siswa sakit yang bernama Park Jisung.

Tentu saja, Chenle ikut bingung.

Merasa tidak ada gunanya berpura-pura menjadi siswa yang sedang sakit di dalam ruang kesehatan sembari menunggu lelaki jangkung itu, Chenle akhirnya memutar otak memikirkan apa yang harus ia lakukan sebelum melangkahkan kedua tungkainya keluar untuk mencari keberadaan Park Jisung.

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang