18 - Confusing Mind

4.1K 710 192
                                    

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.
chapter eighteen

confusing mind

.
.
.
.
.
.
.

Angin malam yang berembus membuat ia sedikit menyesal tidak menggunakan jaket sebelum ke sini. Tubuhnya cukup kedinginan sekarang. Netranya memperhatikan dua orang yang bertanding mencapai putaran akhir di jalur lintasan.

Namun, secara tiba-tiba seseorang mengagetkanya dengan cara melemparkan jaket pada kepala.

"Makanya, lain kali jangan lupa membawa jaket."

Chenle mendengus melihat Renjun yang kini berada di sebelahnya dengan wajah datar. Lelaki itu bahkan tidak menatapnya sama sekali setelah memberikan jaket dengan cara yang tidak benar. Ini bukan salahnya yang sengaja tidak membawa jaket, tetapi pikirannya akhir-akhir ini memang sedikit tidak fokus.

Menariknya, ini tidak ada hubungannya dengan berkas-berkas sialan yang biasa ia urusi. Tetapi ini soal kejadian beberapa hari yang lalu.

"Ingat itu, jangan pernah menggangguku lagi. Kau benar-benar merepotkan orang lain."

Chenle menggelengkan kepala ketika kata-kata itu kembali terlintas di benak. Ia datang ke sini untuk menghibur diri, bukan semakin larut dengan pemikiran yang mengganggu. Terbiasa menjadikan tempat ini untuk beristirahat sejenak membuatnya tidak dapat menganggap rumah menjadi tempat seperti itu juga.

Lagi pula bila dipikir kembali, untuk apa ia merasa peduli dengan kata-kata yang diucapkan oleh orang itu? Jisung hanya orang asing yang sialnya mengatakan ia adalah orang yang merepotkan.

Bukankah seharusnya sekarang ia merasa senang? Mereka tidak akan berinterinteraksi seperti orang yang saling mengenal lagi. Dan lagi, hidupnya tidak perlu dibayangi oleh ketakutan bila rahasia yang selama ini ia simpan akan disebarluaskan pada orang lain.

Tetapi ... kenapa kenyataannya ia malah merasa tidak tenang sama sekali?!

Sungguh, setiap hari Chenle mikirkan hal ini karena perasaan bersalah yang tiba-tiba selalu muncul. Satu hari setelah kejadian itu berlalu, Jisung datang ke kelas menggunakan masker seperti apa yang biasa anak itu lakukan bila di wajahnya terdapat lebam.

Seharusnya itu terlihat biasa, tetapi Chenle malah merasa semakin bersalah.

Bahkan Jeongin menyadari bahwa ia sering kali melirik ke arah belakang hanya untuk melihat Jisung.

Ah, sialan. Kenapa pula ia malah mengurusi hal tidak penting yang harusnya tidak ia pikirkan sama sekali. Tetapi, pada kenyataannya ia memang melakukan kesalahan yang merepotkan orang lain bukan?

Dan lagi, kata-kata yang keluar dari mulut bajingan Jisung membuat ia sering kali memikirkannya dalam waktu tertentu. Apa ia memang orang yang merepotkan?

Ia benar-benar tidak sengaja menendang tempat sampah, sungguh. Mana ia tahu semuanya akan berakhir begini.

"Kau melamun," ucapan Renjun membuatnya tersadar.

Chenle menghela napas. "Aku tidak."

"Gunakan jaket itu terlebih dahulu, katanya kau kedinginan."

"Punya siapa?" Chenle bertanya sambil menggunakan jaket itu. Walaupun agak kebesaran tetapi ia merasa hangat sekarang.

"Punya Kun, berterima kasih padanya nanti karena mau meminjamkan itu padamu."

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang