29 - Not Fine As You See

4.2K 648 218
                                    


cw // masih family problems.

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.
.

chapter twenty nine

not fine as you see

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Setelah menyadari kejadian buruk ini memang benar nyatanya, Chenle tidak lagi berharap banyak agar keadaan cepat kembali seperti semula.

Berhari-hari begitu malam itu berakhir, keesokan paginya Chenle menemukan Renjun dan ayahnya kembali bertengkar. Bukan hanya sekali, bahkan berulang kali.

Terutama ketika pagi, tepatnya ketika mereka berkumpul di meja makan. Sekarang hal itu telah berubah, tidak ada lagi sarapan atau makan malam bersama semenjak pertengkaran itu datang dan merusak.

Jujur, Chenle lelah.

Sangat.

Mereka berdua sama-sama keras kepala. Tidak mau mengalah juga tidak mau mendengarkan.

Chenle sudah mencoba membujuk Renjun, tetapi itu tidak pernah berhasil karena kakaknya memang sulit diberitahu.

Apalagi ayahnya, Chenle sudah tahu itu akan berakhir mustahil. Jangankan membujuk, baru bicara saja ia sudah dibentak terlebih dahulu.

Lalu ... Ibunya juga benar-benar tidak kembali meskipun beberapa hari telah berlalu. Wanita itu sulit dihubungi, nomor ponselnya selalu tidak aktif. Menanyakan keberadaannya pada orang yang sekiranya tahu saja tidak menghasilkan apapun. Yang ada malah ia mendapat bentakan dari sang ayah ketika pria itu mengetahuinya.

Semenjak itu, Chenle tidak lagi diizinkan pergi keluar jika ia tidak memiliki alasan yang jelas atapun izin dari sang ayah sendiri.

Jika Chenle biasanya bisa keluar di malam hari berkat bantuan Renjun, maka sekarang tidak akan berlaku lagi. Membawa nama Renjun sebagai alasan di saat keadaan sedang seperti ini sudah pasti akan mengundang amarah sang ayah.

Demi apapun, itu benar-benar membuat keadaan semakin berat baginya.

Dengan keadaan tersebut, Chenle harus tetap menjalani kegiatannya seperti biasa. Mempelajari berkas berkas perusahaan di saat pikirannya sendiri tidak bisa berhenti memikirkan masalah keluarga, menghabiskan hari minggunya dengan kegiatan baru berupa kursus privat.

Lalu yang paling ia benci adalah dirinya saat menjadi seorang siswa teladan di sekolah.

Mungkin awalnya Chenle berpikir ia masih bisa mengatasi situasi berat itu jika ia berusaha.

Namun, setelah menghadapinya sendiri, rasanya semua malah memburuk. Setiap malam ia tidak bisa memejamkan mata dengan benar, pikirannya selalu terbebani banyak hal. Bahkan waktu makan pun sering ia lupakan.

Hingga untuk pertama kalinya, Chenle membuat kekacauan pada dirinya sendiri. Bahkan saat ia menjadi siswa teladan. Beruntung, semua tidak terlalu berakibat buruk. Saat itu guru-guru dan orang lain tidak mempermasalahkannya karena ia memang sedang sakit. 

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang