14 - Group Task (3)

4.3K 690 92
                                    

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.

chapter fourteen

group task (3)

.
.
.
.
.
.
.
.

Semilir angin yang tidak cukup kencang berembus mengenai permukaan kulit, menimbulkan sensasi dingin sesaat. Namun, tidak sedingin ketika langit telah dihiasi gemerlap bintang, buktinya sang mentari sedang bergerak ke arah barat.

Di atas hamparan hijau dan pohon-pohon berukuran cukup tinggi, serta pemandangan kota yang terlihat begitu luas dari sini.

Bukan, ini bukan pemandangan yang dapat di ambil dari bangunan tinggi di kota.

Hanya sebuah bukit tidak terlalu tinggi yang menjadi pembatas dengan kota sebelah. Bila berjalan jauh ke belakang, kalian sudah dapat menemukannya.

Meskipun begitu, suasana tenang ketika berdiam di atas sana terasa mendominasi. Suara bising memang terdengar, tetapi begitu kecil.

Bila malam tiba, tempat ini akan menjadi pilihan tepat bagi seseorang yang membutuhkan ketenangan.

Walaupun untuk pergi ke sini, tentu saja membutuhkan usaha yang cukup melelahkan.

Seperti sekarang ...

"Kau ini benar-benar tidak menghargai orang lain, sialan! Aku membawa beberapa buku yang cukup tebal dan sebuah laptop."

"Salahmu membawa buku tebal itu, lagipula kau sendiri yang bilang soal terserah padaku."

Chenle dan Jisung.

Masih dengan seragam sekolah yang terbalut jaket masing-masing.

Kenapa mereka bisa berakhir di sini? Sebenarnya cukup sederhana, semua berkaitan dengan Chenle yang menyesal atas perkataannya beberapa jam yang lalu.

Seperti biasa, sebelum mengerjakan tugas kelompok, mereka kembali membuang waktu dengan mendebatkan hal yang tidak penting.

Di tempat yang sama pula, halte bus.

Tetapi kali ini mereka berakhir di sana bukan karena Jisung yang hendak pulang, melainkan kesepakatan bersama untuk menjadikan tempat itu sebagai titik temu.

Iya, dua hari sebelum ini Chenle sempat mengajak Jisung untuk berdiskusi melalui cara yang tidak sopan.

Saat itu, ketika Jisung baru saja mendapatkan lebam baru di rahangnya akibat perlakuan sialan Hyungseol, ia menemukan Chenle yang berdiam di depan gerbang sekolah.

Rasanya seperti de javu. Tetapi Jisung tidak peduli.

Ia hendak pergi karena tidak memiliki kepentingan apapun lagi di sekolah, tetapi ketika melangkah lengannya ditarik cukup keras.

Jujur saja, ia juga mendapatkan beberapa pukulan di bagian lengan kala itu, sehingga ketika ditarik dengan kasar ia sontak menggeram.

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang