22 - Sweet Laugh

4.8K 777 333
                                    

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.

chapter twenty two

sweet laugh

.
.
.
.
.
.
.

Pernampilan musik yang digelar di gedung sebelah sudah selesai lima menit lalu. Berdeda dengan teater yang terhitung lebih lama, musik lebih cepat berakhir tiga puluh menit sebelumnya.

Dikarenakan teater belum selesai, Jisung dan Chenle mencari sesuatu yang menarik di luar. Meskipun pada akhirnya mereka hanya menemukan beberapa stan yang biasa ditemukan di luar.

Tidak ada yang menarik, mereka hanya membeli minuman untuk masing-masing lalu menunggu setidaknya beberapa menit sebelum gedung teater itu terbuka. Berdiam di belakang pagar pembatas yang bersebrangan dengan pantai kecil.

Dilihat dari suasana yang tidak begitu ramai, sepertinya itu bukan pantai yang sering dikunjungi.

Jisung melirik lelaki bersurai oranye itu terlihat lebih tenang dibandingkan kebiasaan buruknya yang selalu bersumbu pendek.

"Kau menyukai musik?"

Chenle menoleh sebelum menghentikan kegiatan minumnya. "Mungkin."

Jisung mengerutkan dahi. Sebenarnya ia bertanya karena ia menyadari sesuatu. Setelah selesai melihat penampilan musik, raut wajah siswa teladan ini terlihat lebih senang walaupun tidak terlalu kentara.

"Dari raut wajah yang kau perlihatkan sepertinya memang begitu."

"Kalau begitu anggap saja iya."

"Jawaban macam apa itu."

Chenle mengaduk minumannya untuk beberapa saat sebelum menghela napas. Maniknya menatap ombak yang menyentuh pasir tanpa minat.

"Dulu aku menyukainya,"

"Memang sekarang tidak?"

"Entahlah, aku sendiri juga bingung."

Karena orang yang menjawab saja bingung pada akhirnya Jisung tidak membahasnya lagi. Lagipula, ia sendiri juga kurang mengerti. Memangnya kenapa? Bukankah katanya ia menyukai musik?

"Aku lupa bertanya. Dari mana kau mendapatkan tiket itu barusan?" tanya Chenle.

"Mencuri." Jawab Jisung asal.

"Apa kau sudah gila?"

"Memang mencuri termasuk ciri-ciri orang gila?"

"Pikir saja sendiri! Kenapa juga kau mencuri?!"

Jisung mendengus. "Aku hanya bercanda, tidak usah berlebihan begitu. Barusan ketika aku membuang tiket yang sekolah berikan, ternyata seseorang mengembalikanya. Tetapi ia juga memberikan dua tiket itu. Awalnya aku menolak, tetapi orang itu malah memaksa, katanya terserah saja mau aku apakan yang penting ia tidak memegang tiket itu lagi."

"Orang aneh. Kenapa juga kau membuang tiket yang sekolah berikan? Mau membongkar jati dirimu yang asli sebagai anak nakal?"

"Aku hanya malas. Lebih baik menunggu di bus."

"Lalu kenapa kau malah memaksaku juga?"

"Kapan aku memaksamu?"

"Jangan pura-pura lupa jika sebenarnya aku telah menolak ajakanmu. Kau itu sungguh nekat, bagaimana jika orang yang melihat melaporkanya?"

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang