16 - What Did I Do?

4K 687 111
                                    


tw // bullying.

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.

chapter sixteen

what did i do?

.
.
.
.
.
.
.

Chenle menghela napas begitu melihat bangkunya dipenuhi oleh coklat dan makanan ringan. Sementara Jeongin di sebelahnya berteriak heboh.

“Demi apa?! Setelah di kantin sekarang kau mendapatkannya lagi di kelas. Aku iri.”

Chenle tidak mengubris, ia melangkahkan kakinya menuju bangku kemudian menatap bingung ke arah makanan-makanan itu.

Apa yang harus ia lakukan dengan semua ini sekarang?

“Nah, apakah kau akan membagi beberapa makanan ini untukku?”

“Ambil saja. Kalau perlu tawari yang lain karena aku tidak mungkin menghabiskan ini sendiri.”

“Kau serius?”

“Tentu saja.”

“Kau memang yang terbaik! Aku tidak akan bosan mengatakan bahwa aku bangga berteman denganmu!”

Chenle menghela napas kembali begitu Jeongin mulai heboh menawari teman satu kelasnya makanan-makanan itu.

Saat ini kelas mereka masih istirahat karena guru Lee datang terlambat.

Olimpiade matematika telah selesai beberapa minggu yang lalu. Setelah hasilnya menunjukkan bahwa ia meraih peringkat satu, entah kenapa orang-orang begitu heboh.

Sebenarnya Chenle tidak merasa keberatan bila seseorang memberikannya hadiah. Tetapi bila sampai membuatnya merasa terganggu seperti sekarang, ia sendiri juga bingung perlu melakukan apa.

Ia hanya bisa mempertahankan diri untuk tetap bersikap ramah walaupun sebenarnya ingin mengumpat.

Ini bukan pertama kali.

Dulu, ketika ia memenangkan olimpiade pada peringkat pertama, murid lain juga memberikannya hadiah seperti ini. Dan sampai sekarang Chenle tidak pernah mengerti kenapa mereka repot-repot melakukan hal tidak berguna seperti itu.

Bahkan sebatas ucapan selamat saja rasanya sudah lebih dari cukup.

Padahal bukan hanya ia yang meraih peringkat tinggi.

Dari tiga orang perwakilan sekolah, ada salah satu yang juga meraih peringkat tiga.

Seharusnya ini yang mereka sorot.

Orang itu bahkan berhasil mengalahkan Guanlin yang sebelumnya berada di peringkat tiga.

Park Jisung.

Si kutu buku itu sedang larut dalam kegiatannya sendiri tanpa memperdulikan kelas yang ricuh akibat Jeongin.

“Chenle, kau benar tidak apa-apa bila ini semua habis?” Jeongin menghampirinya.

“Tidak apa-apa. Aku sudah bilang barusan.”

Jeongin tertawa sebelum kembali ke tempat duduknya.

Chenle merasa lelah sekarang. Belum lagi ini hari kamis, di mana ia perlu mengikuti perkumpulan klub sialan itu.

Ia tidak bisa membayangkan bagaimana orang-orang itu akan mengajaknya membicarakan hal yang tidak penting.

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang