44 - Troubles

874 129 2
                                    

.
.
.

Two Side

by varadea

.
.
.
.

chapter forty four

troubles

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Sepulang sekolah, kau langsung menghabiskan waktu di sana?"

"Tepat."

"Terbiasa, begitu?"

"Itu tidak dilakukan secara terjadwal." Chenle membalas malas. "Jika orang yang menjadi pengajar memiliki waktu maka pertemuan akan terjadi. Sayang saja, jadwalnya hari ini."

"Kalau begitu guru pembimbing telah mengizinkanmu absen latihan?"

Chenle menghela napas, "Iya, dan itu menjengkelkan. Tetapi bagaimana lagi, ada orang selain diriku yang mengambil izin sama."

Ah.

Guanlin.

Jisung melirik lelaki di belakangnya melalui sisi kanan kaca spion, "Membosankan?"

"Sekarang tidak."

"Kalau begitu lain kali pergi saja denganku lebih awal untuk kabur."

"Berengsek." Chenle terkekeh, memejamkan mata saat embusan angin menerpa rambutnya. "Tetapi itu terdengar menarik. Aku akan menganggapnya hiburan."

Sebagai orang yang telah melabeli diri agar bertahan dengan prinsip dan menghindari masalah baru, Chenle tidak ingin mengambil risiko. Meskipun ada peluang untuk melakukannya, ia tidak mau mengambil itu untuk sekarang.

Ini sudah cukup.

Hal paling memuakkan saat pertemuan bersama rekan bisnis sang ayah dan para penerus perusahaan itu adalah perkumpulan yang biasa dilakukan selepasnya. Bersama penerus perusahaan lain, mengunjungi tempat makan bernuansa elegan kemudian berbincang ringan setelah pesanan tandas. Tentu saja, ia juga akan bertemu dengan Guanlin. Selain faktor malas berurusan dengan lelaki itu di luar lingkungan sekolah, Chenle juga membenci alur percakapan mereka.

Semua tentang harta, bisnis, pencapaian, serta bahasan lain yang melelahkan untuk dibahas.

Dapat meninggalkan perkumpulan itu tentu saja dapat menjadi hadiah untuknya. Dan Jisung memberikan itu sekarang. Membawanya pergi melintas jalur kota di malam hari bersama embusan angin dan lampu jalanan sekitar.

"Bukankah ini juga termasuk hiburan?"

"Salah, ini bentuk lain dari melarikan diri."

Jisung mendengus, "Sepertinya kau memang membutuhkan banyak hiburan."

"Sembarangan."

"Memangnya olimpiademu berapa hari lagi?"

Mendengar ucapan itu, Chenle terdiam sebentar sebelum mendengus, "Aku membencimu."

"Ya, semangat."

"Hm."

"Semangat."

"Iya."

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang