47 - Home

459 64 6
                                    

cw // mention of bully, harsh word, mean words, implied / mention of cheating.

tw // violence, abusive parent.

tolong perhatikan warning di atas sebelum membaca ya, bagian ini banyak cw twnya, terima kasih.

.
.
.
.
.

Two Side

by varadea

.
.
.

chapter forty seven

home

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Ayah membawanya pulang.

Pria itu membawa Chenle dengan kendaraaan pribadinya melintas jalan dalam situasi menekan. Cara pria itu mengemudi dapat mencerminkan luapan emosi terbendung. Namun, keadaan tersebut tak dapat merusak selimut hening yang telah menyelimuti semenjak perjalanan dimulai.

Tiba dalam kediaman penuh ruah, merah menyala dari amarah tuan rumah itu semakin terlihat jelas. Raut dan lekuk dari pahatan wajahnya mencerminkan ekspresi yang tentu Chenle pahami. Semua terasa semakin tampak selepas peringat mutlak terucap dari belah bibir pria itu agar para pelayan tak mengganggu keduanya sedikit pun.

Chenle membuang napas.

Melihat ke mana langkah sang ayah, ia tahu mereka akan membicarakan permasalahan ini di mana. Ruang kerja pribadinya, tempat di mana pria itu menghabiskan banyak waktu untuk bekerja dan mengurung diri. Ruangan luas yang ditata senyaman mungkin bersama beberapa aroma pengharum sebagai penambah kesan tenang. Namun, tak peduli sebanyak apa nilai positif dalam ruangan tersebut, situasi mereka saat ini takkan mungkin terasa nyaman dan tenang.

/Prang!

"Argh!"

Selepas geraman kesal dari mulut kepala keluarga itu keluar, barang berbahan dasar kaca lain di atas meja kerjanya mulai berjatuhan. Chenle memejamkan mata, mencoba mengatur deru napas dan detak jantungnya saat suara pecahan itu datang berturut-turut. Perlahan suara pecahan tersebut tak lagi datang. Hanya ada suara familiar bilamana sebuah benda yang dijatuhkan ke lantai.

Pria itu telah berhenti merusak benda berbahan dasar kaca sekarang.

Saat kelopak matanya terbuka, manik Chenle menemukan beberapa pajangan mahal yang turut dilempar. Debaran jantungnya semakin keras, Chenle menutup mata sembari menutup kepala saat benda beberapa benda berbahan dasar kayu mulai sengaja dilempar pada jarak yang sangat dekat dengannya secara acak.

/Buk!

Chenle meringis kecil, siku tangannya mulai terangkat untuk menaungi kepalanya sendiri. Benda-benda itu tak lagi ragu di arahkan padanya.

Sial.

"Ayah,"

Mendengar putra bungsunya akhirnya membuka suara, pria bermarga Zhong itu menghentikan pergerakan tangannya.

"Kenapa, kau mau protes?"

Tanpa aba-aba, selagi otaknya berputar keras memikirkan tindak yang harus ia lakukan sekarang, Chenle tak sempat menaruh siaga terhadap benda yang kembali dilemparkan ke arahnya. Bahunya sakit, benda itu memiliki bobot yang lebih berat dibandingkan dengan benda sebelumnya.

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang