33 - Reverser

1.8K 324 46
                                    


cw // kissing.

.
.
.

Two Side

by varadea

.
.
.
.

chapter thirty three

reverser

.
.
.
.
.
.
.
.

Chenle terperangah, sejenak napasnya seolah berhenti semenjak ucapan itu membuat jantungnya berdetak lebih cepat dari biasanya. Ini pernah terjadi, Jisung menjadi penyebab yang sama. Hanya saja, entah sebab perkataan atau perihal lain, ia merasa ini lebih aneh dibandingkan sebelumnya.

Orang ini ... kenapa sering kali memutar balik suasana?

Chenle tidak menepis jemari lelaki itu dari wajah, manik jernihnya seolah terkunci mencari sesuatu dalam obsidian hitam itu. Keduanya terlihat tenang bagai genangan air tak terusik meski lekat akan sorot tanpa ragu yang terlihat mencolok.

"Kenapa?"

Masih dengan jantung yang berdegup cepat dan manik hitam yang menelurusuri, Chenle mencoba membuka suara.

"Kenapa kau menyukaiku?"

"Aku ... tidak memiliki alasan."

Chenle merasakan jemari itu bergerak halus mengusap wajahnya. "Entah sejak kapan. Itu semua terjadi dengan sendirinya, kau pasti sadar aku sering kali bertindak aneh."

"Ah, tidak. Lebih dari itu." Jisung sadar diri, sepertinya aneh tidak cukup ditetapkan sebagai tolak ukur tindakannya. "Bahkan bukan hanya tindakan. Dibandingkan itu, pikiran dan perasaanku justru jauh lebih aneh lagi."

Usapan pada wajahnya terhenti, "Sama seperti yang kau tanyakan. Sebelum ini, aku sendiri juga bingung dengan sikapku. Terlalu mengkhawatirkan seseorang yang bahkan tidak mau kuakui sebagai teman mungkin masih bisa dijelaskan dengan alasan logis. Namun, setelah study tour berakhir, aku justru merasa semakin bingung. Terhadapmu, semua tindakan spontan yang kulakukan, semua pikiran yang seharusnya tidak menjadi urusanku dan terlebih semua perasaan aneh yang kurasakan."

"Sekarang aku menemukan jawabannya setelah melihatmu."

Sinting.

Chenle merasakan degupan jantungnya semakin cepat begitu maniknya menangkap wajah lelaki itu menampilkan senyum tipis di ujung bibir.

"Dengar, aku mengatakannya bukan untuk menambah pikiran. Memang waktunya sama sekali tidak tepat, tetapi aku melakukannya hanya untuk menjawab pertanyaanmu."

Meskipun telah menjawab, bilamana kenyataan berkata bahwa perkataannya justru berakhir menjadi beban pikiran untuk siswa teladan itu, Jisung tidak tahu harus berkata apalagi. Mau bagaimana pun juga pertanyaan ini pasti akan datang. Sayang saja, waktu malah membawanya bertempat di titik kurang tepat. Saat Jisung mulai teralih dengan pemikirannya, Chenle mencoba menenangkan diri. Sepasang jemarinya terulur meraih rahang lelaki itu yang mana membuat Jisung terkejut melihat jarak.

"Jika aku tidak bertanya?"

"Terdengar tidak mungkin."

"Namun, jika aku benar-benar tidak bertanya sama sekali?"

"Aku yang akan bertanya pada diriku sendiri sampai pantulan dari kedua netramu membuatku sadar." Jisung menghentikan ucapannya sejenak. "Sama seperti sekarang. Mungkin bedanya, aku lebih memikirkan waktu."

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang