.
.
.Two Side
by varadea
.
.
.
.chapter thirty eight
rotate the current
.
.
.
.
.
.
.
."Sudah selesai memberikannya?"
Chenle mengangguk, "Sudah."
"Wah, hebat!" Jeongin mengacungkan kedua jempolnya pada siswa teladan itu. "Kau benar-benar menyelesaikannya dalam satu minggu!"
Jeongin dan segala kebiasaannya memang tidak pernah berubah. Lelaki itu sama, akan selalu memuji teman sebangkunya jika Chenle telah menyelesaikan pekerjaan ataupun tugasnya dengan cepat dan terorganisir.
"Itu tanggung jawab, Jeongin."
"Aku tahu, tetapi itu tetap hebat!" Jeongin terkekeh melihat wajah siswa teladan itu yang kini menghela napas. "Jangan begitu, aku murni memujimu karena menurutku kau memang hebat. Jika aku yang berada dalam posisimu, aku tidak tahu harus melakukan apa selain menangis Chenle, tetapi kau bisa bertanggung jawab."
"Bahkan bukan selesai di sini, sampai pergantian semester pun kau masih memiliki tanggung jawab untuk memastikan nilai mereka dalam mata pelajaran tersebut aman."
Tidak pernah berubah.
Sedari dulu, Jeongin memang selalu memberikan apresiasi padanya secara spontan. Chenle terkekeh selagi menanggapi ucapan tersebut. Mungkin ini yang menjadi letak perbedaannya, ia tak lagi merasa tertekan saat membalasnya karena harus menjawab dengan perangai siswa teladannya yang melekat di sekolah.
Sebab orang ini adalah Jeongin. Reaksi yang Chenle berikan padanya bukan lagi sebatas tata krama sebagai seorang siswa teladan yang ramah dan rendah hati. Mendapat pujian dari orang jujur justru terasa berbeda, Chenle menyukainya.
/Brak!
Gebrakan tangan pada salah satu meja menjadi pusat perhatian seluruh pasang mata dalam kelas tersebut. Suasana ramai berangsur pudar. Beragam aktivitas yang tengah mereka lakukan teralih fokus pada sumber suara tersebut.
"Ini milik kalian! Kenapa terus menolaknya?!"
"Kami sudah bilang bukan! Punyaku sudah ada dan kau melihatnya sendiri!" Murid itu menunjukkan lembaran tugas tepat di hadapan lawan bicaranya.
"Mereka juga sama!" Kali ini ia menunjukkan lembaran tugas lain yang tertumpuk di atas meja. "Kurang jelas apalagi?!"
"Lalu ini punya siapa?!"
"Mana aku tahu! Kenapa kau terus memaksa kami menerimanya?!"
"Hei, cukup!" Ketua kelas secara terburu mendekati lima orang yang tengah berseteru itu dengan bingung. "Ada apa ini? Kenapa kalian ribut sekali?"
"Aku tidak tahu," Ilwoon mendengus jengkel. "Guanlin terus memaksa kami mengambil lembaran tugas di tangannya karena ia bilang itu milik kami."
"Benar! Padahal kami sudah berkata bukan, tetapi ia malah marah dan menggebrak meja!"
"Aku tidak akan marah kalau kalian mau mengaku!" Guanlin menatap dua orang itu dengan nyalang. "Chenle menitipkan lembaran tugas ini padaku untuk diberikan pada kalian!"
KAMU SEDANG MEMBACA
two side | chensung
أدب الهواةchenle and jisung. different person but have a same situation. warn-! slow groove, some sensitive and triggering content as background and plot such as: bullying, toxic parents, violence, suicide thought and attempting to do it. ────────────────────...