two side | chensung

08 - Another Side of You

cw // past problems.

.
.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.
.
.
.
.

chapter eight

another side of you

.
.
.
.
.
.

Chenle menatap berkas-berkas di hadapannya dengan pandangan kosong. Sudah berapa lama ia mulai melakukan aktivitas ini sebagai rutinitas? Bahkan sampai sekarang ia belum terbiasa dengan kehadiran benda itu dalam hidupnya. Semenjak dijadikan seseorang yang ayahnya pilih untuk meneruskan perusahaan, ia mulai merasa hidup itu tidak adil.

Tetapi apa yang bisa ia lakukan selain menurut?

Keluarganya merupakan salah satu dari bagian kalangan atas dengan bisnis dan perusahaan yang terkenal sukses di banyak tempat. Melihat kesuksesan tersebut, tentu saja sang ayah akan memilih anaknya untuk meneruskan apa yang selama ini keluarga mereka telah bangun.

Hingga akhirnya pilihan tersebut jatuh pada Renjun selaku anak pertama. Renjun sendiri tidak merasa keberatan karena kebetulan minatnya berada dalam bidang tersebut. Namun, setelah mengetahui sikap Renjun yang senang membangkang dan tidak segan melempar tatapan kurang sukanya pada orang lain, ayahnya mulai berubah pikiran.

Apalagi setelah mengetahui soal kekasih Renjun, Qian Kun. Lelaki yang lahir dari keluarga yang memiliki latar belakang buruk. Sang ayah yang mengetahui hal itu tentu saja tidak menyetujuinya. Meskipun keluarga mereka tidak menentang hubungan sesama jenis, tetapi sang ayah tetap tidak menyetujuinya.

Awalnya Renjun hanya diperingati untuk tidak melanjutkan hubungannya dengan Kun. Namun, setelah ada peringatan seperti itu, Renjun malah bermain dengan api. Ia tidak menyukai keputusan sepihak yang ayahnya ambil.

Kun tidak terlahir dari keluarga terpandang seperti apa yang ayahnya inginkan. Bahkan lelaki itu juga memiliki latar belakang keluarga buruk serta pergaulan yang bebas. Tetapi Kun tidak seburuk itu. Ia sebenarnya orang yang baik dan tulus.

Itulah yang membuat Renjun mencintainya.

Tetapi Ayahnya egois. Ia tidak pernah berhenti dengan keputusan sepihaknya. Bahkan pria itu juga menuntut Renjun untuk mengubah sifat buruknya. Hal itu tentu saja membuat Renjun merasa muak dan semakin tidak terjangkau. Bila ayahnya terus memaksa untuk mengakhiri, maka Renjun akan membuat tembok tinggi sekuat baja untuk mempertahankan apa yang ia inginkan.

Mereka sama-sama egois.

Tetapi pada akhirnya tetap saja Renjun yang kalah. Tepat tiga hari setelah ia pergi dari rumah tanpa memberikan kabar, kepulangannya disambut dengan amarah sang ayah. Mereka bertengkar, saling beradu argumen dengan suara yang tinggi. Hingga sebuah pukulan dan perkataan kasar diterima Renjun, sang ibu yang sedari tadi berusaha melerai kini murka. Pertengkaran itu tidak kunjung berhenti karena murkanya sang ibu malah membuat keadaan semakin memburuk.

Chenle di sana, mendengar semuanya di balik tembok sembari menangis ketakutan. Ia tidak pernah melihat keluarganya dengan keadaan seperti ini. Ia bahkan tidak pernah mendengar ayah dan ibunya saling memaki dengan perkataan kasar satu sama lain.

Satu malam terlewati. Pertengkaran itu telah selesai karena sang ayah tidak lagi memaksa Renjun. Namun, pilihannya berganti pada Chenle.

Awalnya ia merasa enggan karena itu bukan sesuatu yang ia inginkan. Tetapi pada akhirnya Chenle tidak bisa menolak, ia tidak ingin pertengkaran itu terjadi lagi apabila ayahnya tetap memaksa Renjun.