21 - Escape

4.3K 725 173
                                    

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.

chapter twenty one

escape

.
.
.
.
.
.
.
.

Andai kata ia tidak perlu membentuk karakter sebagai siswa teladan yang sudah sepatutnya mengikuti aturan dengan baik, mungkin sekarang Chenle akan melangkahkan kakinya mencari kesiswaan agar bisa meminta penukaran kamar dengan orang lain.

Tetapi melakukan itu sama saja tidak menghormati aturan dan keputusan yang telah ada.

Belum lagi, ia juga tidak memiliki alasan yang bagus untuk pertanyaan mengapa ia mau menukar kamar hanya karena adanya Jisung.

Mana mungkin ia berbohong. Apa yang akan mereka pikirkan jika siswa teladan sepertinya membohongi guru hanya untuk menukar kamar?

Ia memang merasa menyesal telah bersyukur tidak satu kamar dengan Jeongin. Tetapi jika dipikir-pikir kembali, tidak ada opsi yang lebih baik dari mereka berdua.

Asal kalian tahu saja, ia dan Jisung memang tidak memiliki atmosfir seburuk dulu lagi. Maksudnya, untuk lebih mudah dipahami mungkin mereka dapat dikatakan jauh lebih baik dibandingkan dulu.

Tetapi tetap saja kata pertemanan itu tidak pernah ada dalam kamus hidup mereka masing-masing.

Walaupun kenyataannya setelah hari di mana mereka pergi bersama, untuk beberapa kali yang dapat dihitung dengan jari, mereka juga pernah melakukannya lagi.

Meski hanya terjadi ketika bertemu di arena saja. Saat Chenle yang jengkel ditinggalkan Renjun atau Jisung yang malas mendengarkan curhatan Jeno.

Jangan berburuk sangka.

Mereka masih selalu mendebatkan hal yang tidak penting, melempar kata-kata kasar untuk mengumpati satu sama lain, terkadang juga melakukan kekerasan fisik.

Oke, itu mungkin hanya untuk dirinya saja yang menendang lelaki itu ketika kesal.

Lalu kenapa mendapatkan kamar yang sama dengan Jisung dapat dikatakan opsi buruk?

Jawabannya hanya satu. Karena orang itulah yang menjadi sumber utama ia mudah terpancing emosi. Dan itu membuatnya malas.

"Mau sampai kapan kau berdiri di sana?" tanya Jisung malas.

Ia yang sudah selesai dengan acara terkejutnya kini kembali sibuk dengan ponsel.

Chenle tidak menjawab, seolah tidak ada orang yang sedang mengajaknya bicara, ia melangkah menuju kasur lain di sebelah kanan sebelum menyimpan koper kemudian membukanya.

Jisung mendengus melihat tingkah laku kurang ajar itu. "Kau tidak mau meminta ponselmu kembali?"

Chenle yang baru mengingat tentang ponselnya kini membalikkan badan dengan tatapan kesal. "Mana?"

"Di atas nakasku."

"Berikan padaku."

"Ambil sendiri."

"Kau yang membawanya. Seharusnya kau juga yang memberikannya."

"Katakan itu pada seseorang yang menaruh ponselnya sembarangan. Seharusnya ia berterima kasih ada orang yang berbaik hati mau membawa dan menjaganya."

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang