.
.
.Two Side
by varasunshine
.
.
.
.chapter seventeen
i did wrong, sorry
.
.
.
.
.
.
.
.
.Jisung mengumpat di dalam hati sepanjang jalan. Terkadang memegangi wajahnya yang terasa sakit akibat pukulan manusia-manusia biadab itu.
Sebenarnya ia sempat memeriksa diri melalui cermin yang berada di toilet. Rasanya ia ingin memecahkan kaca begitu melihat lebam yang terlihat lebih parah dibandingkan dengan apa yang pernah ia dapat sebelumnya.
Ah, tangan sialan.
Kenapa pula siswa teladan itu bertingkah ceroboh?
Tetapi tunggu—untuk apa ia menolong lelaki itu? Kenapa ia tidak membiarkan mereka menemukan Chenle saja?
Lagi-lagi ia menghela napas.
Sebenarnya jika ditanya apakah ia menyesal atau tidak, maka jawabannya adalah tidak.
Lalu alasannya? Entahlah, ia sendiri tidak tahu. Mungkin sebagai manusia yang baik secara naluriah ia melakukan itu?
Jisung bingung.
Tiba-tiba saja ia merasa panik bila mereka menemukan Chenle.
Baiklah, saat ini perasaan bingungnya menjalar pada hal lain. Dengan keadaan seperti ini apa yang akan ia jelaskan pada Ibunya nanti?
Walaupun ia sendiri dapat menebak, si Hyungseol sialan itu akan menjawab pertanyaan Ibunya dengan kata-kata memuakkan yang sudah ia hapal di luar kepala.
“Ibu, Jisung berkelahi lagi, aku melihatnya ...”
Omong kosong dari mulut si biadab.
Bila keadaannya tidak seperti ini mungkin ia masih bisa menghindar dari pertanyaan Ibunya. Tetapi melihat kondisinya sekarang, ia yakin Ibunya tidak akan berhenti bertanya sebelum mendapatkan jawaban yang masuk akal.
Hidup yang indah, rasanya ia ingin mati saja karena kebingungan.
Apakah ia harus menginap di rumah Jeno untuk beberapa waktu sampai kondisinya lebih baik?
Tetapi opsi itu tidak menguntungkan sepenuhnya.
Tante Lee, Ibu Jeno yang merupakan teman Ibunya juga. Bisa saja wanita paruh baya itu memberitahukan kondisinya.
Namun, ia mungkin bisa sedikit bernegosiasi agar wanita itu merahasiakan hal ini dari Ibunya.
Entahlah, ia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Biasanya ia akan tetap pulang ke rumah, tetapi hal tersebut sepertinya tidak dapat dilakukan untuk sekarang.
“Berhenti di situ!”
Suara familier yang terdengar dari ujung koridor membuatnya berhenti melangkah.
Sekarang sekolah sudah tidak dihuni oleh banyak orang. Wajar saja, matahari hampir terbenam. Ia juga sempat berpikir orang ini sudah pulang beberapa saat yang lalu.
Baiklah, apa lagi sekarang?
Tidak bisakah ia diberikan waktu untuk beristirahat sebentar? Jujur, ia ingin menenggelamkan diri ke laut saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
two side | chensung
Fanficchenle and jisung. different person but have a same situation. warn-! slow groove, some sensitive and triggering content as background and plot such as: bullying, toxic parents, violence, suicide thought and attempting to do it. ────────────────────...