28 - Warm Feeling

4.1K 687 143
                                        


tw, cw // violence, family problems.

.
.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.
.
.

chapter twenty eight

warm feeling

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Chenle meregangkan leher dan tangannya. Ia merasa lelah sekarang, tetapi setidaknya berkas-berkas itu telah ia selesaikan hari ini. Tugas sekolah serta rangkuman materi untuk minggu depan juga sudah dikerjakan beberapa hari lalu.

Mendapat waktu untuk beristirahat, ia merebahkan diri di atas kasur. Maniknya melirik jam di atas nakas. Pukul lima sore, ternyata lebih cepat satu jam dari apa yang ia pikirkan.

Sebenarnya Chenle sengaja menuntaskan semuanya lebih awal karena hari ini dapat dikatakan hari yang penting.

Tidak, ini bukan sesuatu yang berkaitan dengan ranah perusahaan atau pertemuan memuakkan lainnya.

Sebenarnya, ini adalah hari kepulangan ibunya. Beberapa bulan ini, ibunya memang tidak berada di rumah karena sibuk dengan kegiatannya di luar negeri. Kabarnya, ia akan tiba sebelum malam, walaupun sekarang belum sampai.

Lagipula, kakaknya sendiri juga belum datang.

/Tok-tok-tok!

Chenle cukup terkejut begitu mendengar pintu kamarnya tiba-tiba diketuk tidak sabaran.

Apa yang terjadi?

Bangkit dari kasur, ia melangkahkan kakinya ke arah pintu. Begitu terbuka, ia menemukan beberapa pelayan tengah menatapnya dengan raut panik dan khawatir yang telihat jelas.

Chenle mengerutkan dahi, "Ada apa?"

"Ini gawat, Tuan Muda! Nyonya dan Tuan-"

/Prang!

"Kau menuduhku?!"

"Kau pikir untuk apa aku meninggalkan rumah akhir-akhir ini? Bersenang senang?!"

Teriakan ibunya dari lantai bawah terdengar.

Tetapi tunggu, kapan ia sampai?

Chenle seketika berjalan cepat menuju tangga, perasaannya tidak tenang sekarang. Begitu maniknya dapat melihat keadaan di lantai bawah, ia menemukan banyak hiasan rumah yang telah pecah.

"Persetan denganmu! Kau tidak pernah mendengarkan kata-kataku!"

"Kau pikir aku tidak?! Aku lebih lelah darimu!"

"Terus saja membual! Tidak ada gunanya bicara denganmu, aku pergi!"

Baru menyentuh anak tangga, Chenle membelalakkan matanya melihat sang ibu membuka pintu keluar dengan koper di tangannya. "Tunggu! Ibu mau ke mana? Kenapa pergi lagi?!"

Chenle berlari sekarang. Ibu menghiraukan panggilannya, wanita itu malah membanting pintu begitu sampai keluar.

"Diam di sana, Chenle!"

"Ayah sudah gila?! Ibu pergi lalu aku harus diam?!"

"Biarkan saja, itu keinginannya sendiri!"

"Tidak mungkin! aku-"

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang