27 - Family Portrait

4.3K 697 141
                                    

cw // kissing.

.
.
.

Two Side

by varasunshine

.
.
.

chapter twenty seven

family portrait

.
.
.
.
.
.
.

Semuanya berjalan seperti biasa. Tidak ada kegiatan menghindar yang Chenle lakukan lagi. Bahkan dibandingkan dengan sebelumnya, mereka lebih sering menghabiskan waktu bersama jika bosan. Awalnya itu terjadi karena Jisung sering mengajaknya pergi, tetapi seiring berjalannya waktu Chenle sendiri akan menghubunginya ketika ia ingin keluar.

Walaupun lebih terkesan memaksa.

Akhir-akhir ini juga terjadi hal aneh bagi Jisung. Sudah terhitung lebih dari satu bulan, si biadab Hyungseol tidak mengganggunya lagi. Bukan hanya di sekolah, bahkan di rumah. Orang itu tidak lagi mengatakan omong kosong pada Ibunya hanya untuk membuat Jisung ditegur.

Entah apa yang terjadi padanya tetapi Jisung tidak mau tahu. Asal hidupnya sekarang lebih tenang tanpa kelakuan biadab si parasit itu, semua baik-baik saja.

"Jisung, kemari sebentar." Ibunya memanggil.

"Ada apa?" Jisung melepas earphone yang sedang ia gunakan setelah sampai di sebelah Ibunya.

"Apa kau tahu kenapa Hyungseol akhir-akhir ini jadi tidak banyak bicara?"

Ia kira ada hal penting yang ingin Ibunya bicarakan, rupanya salah. Jisung mengedikkan bahunya acuh tak acuh lalu melangkah kembali menuju ruang tamu untuk melanjutkan gamenya yang tertunda. Namun, baru saja keluar dari dapur Ibunya kembali memanggil.

"Aku benar-benar tidak tahu Ibu."

"Tetapi ini tidak ada hubungannya denganmu 'kan? Kau tidak melakukan apa-apa padanya?"

Ck, pertanyaan macam apa itu. Seharusnya itu yang Ibunya tanyakan pada si biadab itu sendiri. Untuk apa juga ia mengurusi orang seperti Hyungseol.

"Apa Ibu sedang menuduhku?"

"Bukan begitu. Ibu hanya khawatir karena tidak biasanya ia jadi diam begini." Ibunya menghela napas. "Biasanya ia sering membahas tentangmu dengan semangat pada Ibu, tetapi akhir-akhir ini tidak."

Tentu saja orang itu akan semangat karena apa yang ia lakukan adalah membicarakan kebohongan tentang dirinya yang disangkut pautkan dengan hal negatif.

Memang sialan.

Sesuatu yang menjadi keuntungan bagi Jisung ternyata menjadi kekhawatiran berdasarkan sudut pandang sang ibu. Tetapi mau bagaimana pun Ibunya memang tidak tahu apa-apa.

"Apa ada lagi yang Ibu ingin katakan?"

"Ah iya, Ibu lupa. Nanti malam kita akan ikut bakar-bakar bersama keluarga Lee. Katanya Jeno akhir-akhir ini sedang butuh hiburan setelah banyak belajar."

Jisung ingin tertawa sekarang. Ia tiba-tiba mengingat keluhan lelaki bermata sipit itu yang diceramahi oleh Tante Lee seharian setelah mendapatkan nilai di bawah angka sepuluh pada semua mata pelajaran tengah semesternya.

Tante Lee pasti sengaja mengadakan ini sebagai alasan untuk menyindir kelakuan Jeno di depan Ibunya. Karena dari sanalah Ibunya akan ikut membicarakan orang itu tanpa tahu jika sebenarnya yang sedang dibahas adalah Lee Jeno sendiri.

two side | chensungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang