.
.
.
.
.Two Side
by varasunshine
.
.
.
.
.
.
.chapter ten
misunderstand.
.
.
.
.
.
.Chenle mencium aroma mint ketika telah selesai berkelana dalam tidurnya yang singkat. Tunggu-tidur?
Chenle hanya mengingat ia yang sedang menahan kantuk dengan tangannya, apa sekarang ia tertidur karena terlalu lelah? Tetapi ia tidak merasa tangannya pegal, bahkan seolah tanpa beban.
Rasanya ia seperti tengah bersandar?
Chenle hendak membuka matanya, tetapi aroma mint yang berada di sekitarnya membuat ia merasa enggan untuk sekedar membuka mata. Membuatnya ingin terpejam kembali, melanjutkan mimpi yang tidak ia ingat seperti apa.
"Kenapa tidak bangun sih? Bahuku rasanya pegal."
Begitu mendengar suara yang begitu dekat dengannya Chenle akhirnya membuka mata.
Hal yang pertama kali ia lihat adalah jendela kafe yang menunjukan langit telah malam dengan bintang yang menghiasi.
Ia juga melihat anak kecil yang berada dalam gendongan Ayahnya sedang tersenyum dengan alis yang naik turun seolah sedang menggoda.
Chenle mengerutkan dahi begitu melihat tingkah laku anak kecil itu yang aneh. Apa anak kecil selalu seperti itu?
Begitu menolehkan pandangannya ke samping, ia terkejut menyadari kepalanya sedang bersandar di bahu orang.
Dan yang lebih membuatnya terkejut orang itu adalah Park Jisung.
"Ck, kau ini tidur atau latihan mati sih? Lama sekali."
"Kau! Apa yang kau lakukan?!"
"Aku? Seharusnya aku yang bertanya, kenapa kau tertidur sampai hampir menjatuhkan diri ke lantai?"
Chenle membelakan matanya, "Jangan bercanda!"
"Kau itu murid pintar, mana mungkin aku bercanda jika kau benar-benar tertidur."
Benar juga. Chenle meringis ketika menyadari apa yang dikatakan oleh kutu buku itu masuk akal.
"Sebagai informasi bahuku pegal, kau juga membuatku membuang waktu hanya untuk menunggumu selesai latihan mati."
Jisung berdiri dari duduknya kemudian berjalan menjauhi meja mereka. Ia mengambil tas lalu menggunakannya di pundak.
Menyalakan ponsel untuk melihat waktu. Sekarang pukul delapan malam, berarti Chenle telah tertidur di bahunya selama tiga jam. Pantas saja terasa sangat pegal.
Jisung merenggangkan bahunya sambil memasang ekspresi tersiksa yang dibuat-buat. Ia melirik Chenle yang menatapnya dengan tatapan yang Jisung tidak mengerti.
Tetapi satu hal yang jelas; tatapan mata itu tidak terlihat merasa bersalah sedikitpun.
"Kau tidak ingin meminta maaf? Bahuku rasanya pegal sekali."
"Aku tidak pernah menyuruhmu melakukan itu. Kenapa kau tidak membiarkanku terjatuh saja agar aku tidak mengantuk lagi?"
Jisung terdiam beberapa detik setelah mendengar balasan Chenle. Benar juga, kenapa ia tidak membiarkan anak itu terjatuh saja?
![](https://img.wattpad.com/cover/208606318-288-k654462.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
two side | chensung
Fanfictionchenle and jisung. different person but have a same situation. warn-! slow groove, some sensitive and triggering content as background and plot such as: bullying, toxic parents, violence, suicide thought and attempting to do it. ────────────────────...