Stuck With Beautiful Princess || 08. Sekutu

14.1K 985 12
                                    

Menghilang sesaat bukanlah solusi. Ketika kembali pun tidak ada yang berkurang dari masalahnya, malah ada saja masalah baru datang. Seperti sekarang, dia menatap tajam seorang pria yang mengaku sebagai manager barunya. Kemudian dia melirik para petinggi agensi itu. Jika bukan karena terikat kontrak, sudah jauh-jauh hari dia keluar dari neraka ini.

"Penolakanmu tidak kamu terima, Princess. Jery tetap menjadi manager-mu, menggantikan manager lamamu yang tidak berguna itu."

Hasratnya untuk merobek mulut bedebah itu melambung tinggi. Jika ada pisau di tangannya sekarang, tanpa pikir panjang dia akan melemparkannya tepat di mulut bedebah sialan itu.

"Terserah kalian." ujarnya setelah meredam emosinya mati-matian. "Toh aku sudah seperti pengangguran bukan? Semua kontrak dibatalkan."

"Masih ada projek film yang akan dimulai bulan depan."

Wajah Kayra semakin suram. Auranya sudah sangat tidak bersahabat akan tetapi tidak juga mempengaruhi para bedebah sialan ini. "Batalkan kontrak itu, biar saya yang mengganti rugi." ujarnya tanpa takut.

"Karirmu akan hancur jika membatalkan kontrak tersebut."

"Anda pikir saya peduli?" ia pun beranjak dari duduknya. "Tunggu saja surat pengunduran saya." usai mengatakan hal itu, dia keluar dari ruangan tersebut.

Panas, rasanya dia ingin memukul siapa saja. Gerah, membuatnya ingin menenggelamkan siapa saja di gedung ini. Dia memang berucap dengan penuh percaya diri akan keluar dari sini, tapi bagaimana bisa dia melakukannya jika uangnya semakin menipis?

Tidak sedikit uang yang dia keluarkan untuk aksi kaburnya kemarin. Belum juga denda dari beberapa kontrak yang batal. Membayar pengacara untuk mengurus kasusnya sejak beberapa bulan terakhir. Jika dia harus membayar denda pembatalan kontrak film, itu bisa memakan setengah uangnya yang tersisa. Sedangkan si tua bangka sialan itu menuliskan nominal tidak main-main untuk denda jika keluar dari agensi ini sebelum waktunya.

Keparat sialan!

Disinilah Kayra berakhir. Duduk di salah satu sofa di tempat gemerlap yang menjadi sarang pendosa. Tak selang berapa lama, Laras, mantan managernya yang tiba-tiba saja dipecat itu datang. Bahkan managernya di pecat saja dia tidak tahu, mereka terlalu semena-mena padanya.

"Gue pusing, rasanya pengen bakar orang!" walau dia bersuara cukup keras pun, orang-orang tidak mendengarnya. Kecuali Laras yang duduk disebelahnya. "Salah gue apa sih? Mereka ngusik gue terus, sialan!"

Laras yang masih sangat sadar itu pun hanya bisa menatap iba temannya ini. "Lo ada rencana?" tanyanya mengingat Kayra selalu mempunyai jalan keluar untuk masalahnya.

"Rencana?" Kayra terlihat serius ketika berpikir, walau tidak sampai dua puluh detik. "Rencana gue bakar mereka semua." lanjutnya berdesis.

Helaan nafas terdengar dari Laras. Perempuan itu pun bingung untuk memecahkan masalah sahabatnya ini. Bukan sekedar masalah kecil yang diberikan masukan saja akan selesai. Bukan juga masalah dimana dia bisa melibatkan diri.

"Wiratama..." mata Kayra terlihat menyipit. Seperti tengah memfokuskan pandangannya. Merasa heran, Laras pun ikut melihat arah pandang temannya ini. Dahinya berkerut melihat salah satu anak dari keluarga yang namanya sering dibicarakan oleh kalangan pebisnis. Dia sendiri mendapat informasi tentang mereka dari majalah yang tak sengaja ia baca.

"Itu... Gibran?" tanyanya mencoba mengingat. Apa benar pria yang terlihat kacau itu Gibran? Karena wajah dari para Wiratama itu tidak terlalu ia hafalkan. Profil mereka terlalu menarik, namun tidak mudah di dapatkan. Oleh karena itu dia memilih mengabaikan.

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang