Kayra Princessa, aktris tanah air yang namanya tengah melejit. Mulai berkarir sejak remaja, artis satu ini memiliki banyak bakat yang membuat fansnya semakin suka. Kira-kira begitulah artikel yang keluar ketika Gibran memasukan nama Kayra di kolom pencarian.
Bodohnya dia, bagaimana dia bisa tidak tahu jika perempuan ini --yang tidak sengaja ia tiduri-- ternyata artis besar. Pantas saja ada sedikit reaksi aneh dari para pelayan rumahnya walau mereka tidak berkata apapun. Mungkin mereka bertanya-tanya bagaimana bisa Gibran membawa seorang Kayra kerumahnya.
"Kenapa kamu tidak bilang kalau kamu artis?!" nada bicara Gibran sedikit meninggi. Kesal dengan perempuan di depannya ini, atau pada dirinya sendiri yang tidak mencaritahu identitas perempuan yang ditidurinya.
"Aku pikir kamu tahu." jawaban itu semakin membuat kepala Gibran panas. Apa artis ini merasa semua orang mengenalnya? Yang benar saja. Pekerjaannya lebih menarik perhatiannya ketimbang orang-orang dibalik layar kaca.
"Kenapa kamu bisa berakhir tidur sama saya?" tanyanya menunjukkan wajah frustasi. Sial! Dia tinggal satu rumah dengan artis terkenal. Salah pergerakan, semua orang akan tahu dan hidupnya jelas kacau. Hell, tinggal satu rumah tanpa hubungan apapun pasti akan mendapat berbagai macam tanggapan netizen.
"Kita mabuk."
"Kenapa kamu minta pertanggung jawaban sih?"
Bukan, bukan dia mau bersikap brengsek dengan lari dari tanggung jawab. Hanya saja, perempuan ini kan belum tentu hamil, tapi minta tinggal disini. Sedangkan diluaran sana banyak orang yang mengenali siapa tamunya ini. Jelas dia tidak mau ambil resiko.
"GIBRAN!"
Shit!
Melihat ibunya mendekat kearah mereka, ia tahu setelah ini tidak akan ada yang baik-baik saja. Untuk pertama kalinya, ia melihat wajah lembut Bundanya terlihat begitu marah hingga wajah memerah. Sejak kapan Bundanya ada disini?
Plak!
Panas menjalar dipipinya. Kepalanya menoleh ke samping setelah mendapat tamparan dari ibunya sendiri. Untuk pertama kalinya, sang ibu memukul dirinya, dan itu karena perempuan asing ini.
"Bunda nggak pernah ajarin kamu jadi pria brengsek ya, Gibran!" nafas Bundanya terlihat tersengal. Kemarahan Bundanya jelas bukan hal yang ia inginkan. Dia sangat menyayangi Bundanya lebih dari apapun.
"Bunda tenang..." Gibran mencoba menyentuh bahu Bundanya. Jangan sampai ibunya ini darah tinggi dan berakibat fatal pada kesehatan ibunya. "Dengerin Gibran dulu..." bujuknya setenang mungkin. Walau dia mendapat pukulan tadi, dia tidak boleh membalas juga dengan kemarahan.
"Apa?! Jelas-jelas Bunda denger, kamu udah tiduri Kayra terus kamu tanya kenapa Kayra minta tanggung jawab?!" melihat sang Bunda menatap Kayra, ia pun mengikuti. Sejak kapan ekspresi perempuan itu sudah berubah? Memasang wajah sedih dengan mata berkaca-kaca.
"Bukan gitu maksudnya, Bunda..." ia kembali mengusap bahu Bundanya, membuat sang Bunda kembali melihat padanya. Bukan tatapan lembut seperti yang diberikan pada Kayra tadi, melainkan tatapan tajam yang menghunusnya. "Gibran tanggung jawab, lihat, perempuan ini ada disini, Gibran nggak tinggalin gitu aja."
"Namanya Kayra," walau terdengar lebih tenang dari sebelumnya, tatapan mata Bundanya tetap membuat ia bergidik. "Dan kamu tanggung jawab karena dia yang minta!" Farah terlihat pusing kemudian mengurut pelipisnya.
"Bunda nggak pernah ngajarin kamu jadi brengsek." ia terdiam ketika sang Bunda menatapnya penuh keseriusan. "Entah karena kalian mabuk atau enggak, kamu harus tetap tanggung jawab. Jangan menjadi bajingan, kamu mengingatkan Bunda pada Alex."
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Beautiful Princess
Romance[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudaranya -Regan- dulu kerap ke tempat maksiat ini, adiknya saja -Gava- juga melakukan hal yang sama. Mak...