Stuck With Beautiful Princess || 14. Mandi Bersama

14K 1K 58
                                    

❌ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI!❌

‼️WAJIB MERAMAIKAN ‼️

Happy Reading
.
.
.


Gibran tidak seburuk kelihatannya. Pria itu seolah memakai topeng dan sengaja menutupi kebaikannya. Dari penjelasan Rian beberapa hari lalu, semua teror yang di dapatkannya sebelum menikah dengan Gibran berhenti karena pria itu. Pembatalan kontrak film juga dengan kontrak agensi diurus oleh Gibran, dimana pria itu tak mengeluarkan sedikit uang untuk melakukannya.

Suami dinginnya itu tidak mau mengakui segala kebaikannya. Ketika ia bertanya untuk mengkonfirmasi, Gibran menjawab dengan lidah tajamnya. "Aku melakukan hal itu agar kamu menjadi gelandangan setelah kubuang."

Kalau memang itu tujuan Gibran, mudah saja, ia buat pria itu tak pernah membuangnya. Bukankah itu terdengar mudah? Tapi... Tidak juga.

Waktu satu minggu saat menginap di rumah mertuanya ia gunakan sebaik mungkin. Bersikap manis, melayani suaminya dengan baik, memberikan perhatian kecil seperti menyiapkan baju. Ia juga belajar memasak dan membuat minuman untuk suaminya. Tapi sampai sekarang baru minuman yang pantas dinikmati oleh manusia. Masakannya benar-benar tidak tertolong.

Saat di hadapan keluarga, Gibran tidak bisa bersikap acuh padanya. Hal itu pun ia manfaatkan sebaik mungkin. Ia mengeluarkan segala serangan pada pria yang tak bisa berkutik sedikitpun terlebih ketika di hadapan ibunya. Bahkan ia berhasil membuat Gibran kesal ketika dipaksa menggunakan kemeja merah muda untuk ke kantor.

Semua kenangan singkat itu terekam baik di kepalanya. Dan sekarang waktunya dia berjuang sendirian. Kembali ke rumah besar Gibran tanpa ada yang bisa menjadi tamengnya.

Jam makan malam kurang dari setengah jam lagi dan perempuan ini belum juga menyelesaikan masakannya.

"Ini kalau gagal lagi gue kasih telor ceplok aja kali ya?" gerutunya.

Persediaan cumi-cumi di kulkas sudah habis ia masak. Dua kali percobaan gagal tak membuat semangatnya surut. Walaupun dua masakan pertama berakhir di tempat sampah, istri dari Gibran ini tetap berusaha memasak salah satu makanan favorit suaminya.

"Padahal niatnya gue mau melet Gibran lewat makanan. Kali aja dia makan masakan gue terus candu, jadi nggak mau pisah sama gue."

Helaan nafas lolos dibarengi suara dentingan sendok yang bertemu lantai marmer. Sedikit kesal, ia mematikan kompor. Menurutnya dia sudah memasak dengan benar sesuai panduan YouTube. Kenapa rasanya masih ambyar seperti ini?

Sewaktu akan bertempur di dapur ia sudah meminta semua pembantu rumah ini untuk pulang saja, tidak perlu membantunya. Ia pikir ia memiliki banyak waktu yakni lebih dari tiga jam untuk memasak. Setidaknya dia bisa melakukan beberapa percobaan. Realitanya dia tidak bisa menyelesaikan ini.

"Gue beli aja lah!" perempuan itu berbalik, namun niat memesan makanan itu tersisih ketika melihat kekacauan yang ia buat di dapur. Hell, kenapa dapurnya seperti habis terkena badai? "Emang gue nggak bakat ngapa-ngapain kayaknya deh," ia bergumam pelan seraya melangkah gontai untuk mencari ponselnya.

Pertama, ia akan memesan makanan dulu. Kedua, dia akan membereskan kekacauan di dapur. Ketiga, dia harus mandi agar Gibran tidak melihat tampang kucel nan dekil dirinya sekarang. Sudah wajahnya berminyak, aroma tubuhnya pun kurang sedap.

Ketika tengah membereskan kekacauan di dapur, ia mendengar suara sesuatu. Apa makanannya sudah sampai? Apa itu satpam yang membawakan makanannya?

Usai membuang sampah ke tempatnya, ia pun beranjak untuk melihat siapa kah yang masuk kedalam rumah ini. Beruntung telinga cukup peka malam-malam begini, meski jarak dapur dan pintu utama cukup jauh, ia masih bisa mendengar sesuatu walau tidak jelas.

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang