Stuck With Beautiful Princess || 33. Mengenang

10.4K 811 17
                                    

"Masih yakin tetap bersama Kayra? Sudah melihatnya bukan? Kayra tidak lebih dari seorang pembawa sial."

Helaan nafas lolos dari sela bibirnya. Netranya menatap kosong pada cermin yang menampilkan pantulan tubuhnya. Perkataan Prayuda kemarin sudah menjelaskan jika memang mereka lah dalang dibalik kecelakaan Rian. Akan tetapi sampai sekarang Kayra masih menolak memberitahu dari siapa informasi itu didapatkan.

Tak hanya tentang sabotase mobil saja, Kayra bahkan tahu saat dirinya dijebak oleh wanita lain. Perempuan itu seolah tahu semua pergerakan Lesmana. Apa mungkin...

Menggeleng, ia mencoba mengenyahkan kecurigaannya. Menarik nafas dalam, hembuskan. Hanya berbalut handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya saja, ia pun keluar dari kamar mandi.

Pemandangan yang menyambutnya cukup menyayat hatinya. Istrinya tengah duduk di bersandar pada kepala ranjang. Ditangannya terdapat foto USG anak mereka. Mengurungkan niat berpakaian, ia pun mendekati istrinya.

"Kamu mau mandi?"

Gibran duduk di bibir ranjang. Menatap sang istri yang menoleh padanya. Meski tanpa riasan, wajah istrinya tetap menawan. Hanya saja senyum yang bisa menghipnotis-nya tidak terlihat kali ini. Ia merindukan senyum manis itu.

"Aku bau nggak?" pertanyaan itu ia balas dengan gelengan. "Males mandi." suara itu terdengar menggemaskan. Bahkan saat menangis pun Kayra terlihat menggemaskan. Meski begitu dia tidak suka wanitanya menangis. Ia lebih suka melihat senyum manis wanitanya.

"Sini," ia merentangkan kedua tangannya. Meminta sang istri agar mendekat.

"Kenapa nggak pakai baju dulu?" Walau terkesan protes, Kayra tetap menurut. Perempuan itu merangsek mendekati suaminya. Memeluk tubuh polos itu.

"Jantung kamu berdetak."

Kalimat absurd istrinya mengundang kekehan. Membelai surai yang beberapa hari ini dirawat olehnya, ia menempelkan pipinya ke puncak kepala sang istri. "Tandanya aku hidup, sayang."

"Apa kamu menyesal, Gibran?"

"Untuk apa?"

"Telah mengenalku." jemari lentik itu membuat pola abstrak di dada kanan sang suami. Sedangkan sisi wajahnya menempel di dada kiri suaminya. "Aku menjebakmu, memaksa masuk kedalam hidupmu. Aku pikir akan sebentar, setidaknya sampai keadaan sedikit membaik dan aku siap muncul ke publik. Siapa sangka akan sejauh ini?"

"Dulu, waktu bertemu Elena di Hawaii, terkadang dia bercerita tentang saudara suaminya. Gava yang gampang berbaur dengan siapapun. Revika yang menjadi kesayangan semua orang. Regan yang terlihat begitu mencintai istrinya. Dan Gibran yang menjadi teman curhatnya.

"Waktu aku tahu kamu di majalah bisnis, aku penasaran seperti apa kamu. Elena bilang meski terkadang mulutmu pedas, tapi kamu perhatian pada semua orang. Tapi diluar tidak begitu, semua orang yang mengenalmu sekilas, pasti menganggap kamu pria dingin."

Kayra ingat, setelah mendengar cerita Elena tentang para saudara iparnya, ia sedikit tertarik dengan keluarga Wiratama. Ketika melihat majalah bisnis, ia pun melihat-lihat dan siapa sangka, jika mereka semua masuk kedalam sana. Tidak banyak informasi tentang para pengusaha itu. Hanya menjelaskan sifat-sifat yang terlihat di permukaan. Padahal cover seseorang tercipta sesuai kemauan mereka.

"Saat melihat kamu di club malam itu, aku berpikir bagaimana jika aku jatuh cinta dengan pria ini? Entahlah, mungkin karena cerita Elena atau memang pesonamu yang tidak bisa ditolak, aku tertarik padamu. Lalu ide gila itu muncul, menjebakmu agar bisa membantuku. Tapi aku tidak pernah berpikir jika kita akan menikah."

"Jadi kamu sudah tertarik dengan ku sejak awal?"

"Kurasa banyak wanita merasakan hal yang sama."

Gibran terkekeh mendengarnya. Tidak ia sangka jika Elena ikut berkontribusi terhadap hubungannya dan Kayra. Pasti iparnya itu menceritakan hal-hal baik tentangnya. Apa perlu ia memberikan hadiah untuk Elena?

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang