Informasi tentang Kayra tidaklah sulit untuk di dapatkan. Menurut berkas berisikan data diri istrinya --yang didapat oleh orang suruhannya-- ia tahu jika Kayra tengah tersandung beberapa skandal berturut-turut selama tiga bulan terakhir.
Dimulai dari skandal Kayra melakukan pembullyan pada fansnya sendiri. Dua hari setelah skandal tersebut mereda, skandal baru muncul. Kayra mendapatkan tuduhan jika dia pemakai narkoba. Satu bulan lamanya kasus tersebut baru selesai dan Kayra dinyatakan tidak pernah mengonsumsi narkoba. Minggu berikutnya, ada berita baru yang mengabarkan jika Kayra adalah anak haram. Belum reda isu tersebut, isu lain pun menyusul. Kayra dikabarkan menjalin hubungan dengan lawan mainnya di salah satu film --sedangkan pria tersebut sudah memiliki istri bahkan anak.
Hampir satu bulan Kayra menghilang dari publik. Jika diingat dari cerita Elena, Kayra juga berada di Hawaii sekitar seminggu yang lalu. Itu berarti Kayra menghilang karena kabur ke luar negeri. Yang menjadi sorotan baginya, kenapa skandal Kayra seperti dibuat oleh seseorang. Seperti serangan yang diberikan secara berturut-turut.
"Sebenernya apa tujuan kamu menikah dengan saya." Gibran bergumam seraya mengetuk-ngetukkan jarinya di meja. Melepaskan kacamatanya, ia pun menutup berkas yang dibacanya dan di letakan di meja.
Rasa curiganya tak bisa ia abaikan begitu saja. Dari cara Kayra memaksanya, itu terlihat mencurigakan. Okay, dia memang brengsek karena berharap Kayra pergi begitu saja setelah malam itu. Tapi Kayra seorang artis, bagaimana bisa dia menikah dengan mudahnya tanpa mempertimbangkan apapun.
"Gibran!" ia menoleh kearah pintu, dimana Kayra muncul disana. Masuk kedalam ruang kerjanya yang berada tepat di sebelah kamarnya. "Kamu kasih tahu Jerry kalau aku disini?" pertanyaan itu terdengar seperti tuduhan. Memang pada kenyataannya Gibran melakukan hal itu.
"Saya kasihan melihat manager mu."
Decakan lolos dari bibir perempuan itu. Wajah manisnya terlihat tengah kesal sekarang. "Seharusnya kamu bilang dulu sama aku!" bentakkan itu tidak terlalu keras. Kalah dengan suara bedebum dari pintu yang ditutup keras.
"Dia terlalu seenaknya," Gibran bergumam pelan seraya beranjak dari kursi kebesarannya. Dihari minggu biasanya dia akan pulang ke rumah utama. Kali ini ia absen, beralasan bahwa ingin berduaan saja dengan istrinya. Padahal faktanya dia menghabiskan waktu dari pagi di ruang kerja. Kayra? Entah apa yang dilakukan oleh istrinya itu.
"Gue masih nggak terima ya Kay, gimana bisa lo nikah diem-diem gini?"
"Gue bisa lakuin apa yang gue mau."
Samar ia mendengar perdebatan di bawah sana. Pantas saja Kayra kesal mendapati managernya ada disini. Apa hubungan mereka tidak baik?
"Agensi marah besar, Kay. Parahnya lagi lo main kabur-kaburan dari masalah. Menurut lo gimana respon mereka kalau tahu lo nikah?"
Kakinya terus berjalan, suara dibawah sana semakin terdengar jelas. Tepat diundakan terakhir, ia berhenti. Mendapati istrinya tengah duduk di sofa, menatap penuh keberanian pada pria yang tengah bersungut-sungut. Tidak ada sedikitpun ketakutan di mata Kayra.
"Mereka pecat gue pun, gue nggak peduli." perempuan itu beranjak dari duduknya. Terlihat begitu muak dengan pria yang menjadi managernya ini. "Stop ikut campur dalam hidup gue. Sekarang lo pergi!"
Pria bernama Jerry itu terlihat semakin marah akan tetapi menahannya. Berakhir dengan pergi darisana tanpa mengatakan apapun lagi. Ketika matanya tak sengaja bersibobrok dengan mata Gibran, pria itu hanya melengos sembari tersenyum sinis.
"Saya pikir kamu sebaik yang mereka bicarakan." ia berucap seraya berjalan mendekat ke ruangan luas yang biasa dijadikan tempat menerima tamu. Keberadaannya ditengah membuatnya seperti inti rumah ini. "Hubungan kalian terlihat buruk."
Wajah Kayra tidak terlihat melunak sedikitpun. Masih di posisi yang sama, perempuan itu memberikan lirikan maut padanya. Wajah garang itu yang sialnya malah terlihat manis di matanya. Sebenarnya sihir apa yang digunakan perempuan ini sehingga terlihat begitu memikat?
"Sama seperti mereka, kamu juga nggak tahu apa-apa tentang-ku."
"Kamu tidak semenarik itu untuk saya caritahu." balasannya terdengar lugas. Padahal jelas itu kebohongan, karena sedikit banyak dia tahu masalalu Kayra yang masih terekam oleh orang-orang. Karena Kayra dikenal hanya sejak masuk ke dunia entertainment, selebihnya tidak ada informasi lain.
"Dia bukan manager-ku." suara Kayra terdengar tenang. Perempuan itu mendudukkannya tubuhnya di sofa. "Jangan biarkan dia masuk lagi ke-rumah."
"Memerintah saya? Kamu pikir, kamu siapa?"
"Istri kamu." jawaban Kayra terdengar cepat juga jelas. "Aku mohon Gibran, jangan sampai dia masuk kerumah ini, atau akan terjadi pertikaian disini." raut memohon Kayra bagai racun baginya. Ia hanya menjawab dengan gedikan bahu tidak peduli. Padahal jelas-jelas dia penasaran dengan hubungan tidak baik Kayra dengan managernya.
"Kenapa kamu bersembunyi?" pertanyaan ini jelas bukan kepedulian bukan? Ia hanya penasaran kenapa Kayra tidak mau muncul ke permukaan. Memilih terus berada di sangkar emas dengan segala kemewahannya. Ya, sejak awal masuk sinipun Kayra sudah bersikap layaknya nyonya besar.
"Kamu ingin pernikahan kita diketahui oleh publik?" balasan Kayra terdengar tenang. Perempuan itu terlihat lebih relaks dari sebelumnya.
"Cuma kamu, bukan pernikahan ini." Gibran menatap istrinya penuh penilaian. "Kamu sengaja meminta pertanggungjawaban agar bebas dari skandal mu itu?"
"Kamu mencari tahu tentangku?" perempuan itu malah tersenyum seolah mendapatkan berita gembira. "Mulai tertarik dengan-ku Tuan Wiratama?" senyum menggoda itu membuatnya berdecih. Jika Kayra tahu dia menyelidiki banyak tentang perempuan itu, pasti Kayra semakin besar kepala.
"Dalam mimpi-mu."
"Ahh, mimpi-ku pasti sangat indah kalau begitu." tubuh perempuan itu bersandar di kepala sofa, kepalanya menengadah seolah tengah melihat sesuatu sambil tersenyum. "Tapi Gibran," Kayra kembali menatapnya. "Pernikahan ini bukan karena aku ingin menutupi skandal itu. Lagipula, kalau memang itu tujuanku, harusnya pernikahan kita di publikasikan bukan?"
Ucapan Kayra ada benarnya. Akan tetapi rasa curiganya tetap tak bisa pudar begitu saja. Feelingnya berkata ada maksud lain dari perempuan ini menikah dengannya. Jika memang Kayra ingin menikah dengan cepat, kenapa tidak dengan fans prianya saja? Atau minimal orang yang jelas menyukainya. Bukan dengan Gibran yang bahkan baru mengenalnya.
"Apapun masalahmu, jangan pernah menyeret saya ataupun keluarga saya. Ingat itu baik-baik."
Setelah mengatakan itu ia beranjak dari duduknya. Informasi dari anak buahnya jelas tidak membuat ia puas tentang perempuan yang menjadi istrinya ini. Untuk ukuran seorang artis, Kayra terlalu misterius. Masa kecil perempuan itu saja tidak diketahui. Bakatnya dalam berlakon pun membuatnya curiga jika Kayra yang dilihatnya bukanlah Kayra yang sebenarnya.
"Perempuan tanpa keluarga, seharusnya tidak menjadi ancaman bukan?"
🍁🍁🍁🍁
TO BE CONTINUE
Maap pendek guys, yang penting up ye kan wkwk. Pendapat kalian tentang part ini?
Jangan lupa vote sama komen banyak-banyak ya! See you...
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Beautiful Princess
Romance[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudaranya -Regan- dulu kerap ke tempat maksiat ini, adiknya saja -Gava- juga melakukan hal yang sama. Mak...