Berita penculikan Kayra Princessa menjadi perbincangan hangat. Publik lagi-lagi digegerkan dengan permasalahan keluarga Lesmana. Keluarga kaya yang memang sudah menjadi sorotan dari dulu, nampaknya mendapat banyak masalah setelah meninggalnya Pandu. Keluarga yang sebelumnya di cap harmonis, ternyata memiliki banyak rahasia yang perlahan-lahan muncul ke permukaan.
Dimulai dari Kayra yang ternyata anak angkat dari Prayuda --begitulah yang diketahui publik. Lalu kasus pembunuhan putra sulung Pandu, menyebabkan nama Prayuda tercoret, bahkan berakhir di balik jeruji besi sekarang. Tak lama setelahnya berita penculikan Kayra pun muncul. Dari bukti yang terkumpul, Sita beserta kedua anaknya lah pelaku kejahatan tersebut. Baik Sita maupun putranya --Dimas-- sudah ditangkap, sedangkan Syara dikabarkan kabur dan menghilang.
Siapa lagi kalau bukan Wiratama yang mengatur semua itu. Si sulung cukup bekerja keras untuk mengurus permasalahan adiknya itu. Membuat para penjahat mendapatkan sanksi sosial yang jelas akan diterima seumur hidup, juga membuat seolah Syara kabur. Tak hanya itu, partai yang mendukung Prayuda pun tak luput dari kekejiannya. Mereka mendapat imbas karena sudah membantu Prayuda selama ini.
Seminggu telah berlalu sejak berita penculikan Kayra muncul, namun masih menjadi topik dimana-mana. Pada netizen mulai memunculkan teori-teori mereka tentang keluarga Lesmana. Hingga kesimpulan yang bisa ditarik dari semua opini adalah, terdapat perebutan harta di keluarga Lesmana.
Sedangkan sang tokoh utama dari berita tersebut tengah menikmati waktu berliburnya di pulau pribadi yang di beli oleh suaminya. Semua masalah yang telah ia hadapi membuat otaknya penat dan dia benar-benar butuh refreshing atau biasa disebut healing oleh orang sekarang.
"Kamu mau berjemur sampai kapan?"
Menurunkan kacamatanya, Kayra melirik suaminya yang nampak menggoda dengan celana pendek diatas lutut. Sedangkan tubuh atasnya dibiarkan terbuka begitu saja. Memperlihatkan pahatan indah yang mengundang jari-jarinya agar menyentuhnya.
"Sampai kulitku jadi eksotis." Kayra menegakkan tubuhnya. Duduk bersila kemudian menepuk bagian depan tempat duduknya. "Kemari, katanya kamu ingin aku pijat."
Gibran memang mengeluh badannya sakit karena mengurus ini itu sendiri. Sekedar informasi, hanya ada mereka berdua di pulau ini. Oleh karena itu ia bebas memakai bikini disini. Toh hanya ada suaminya. Poin plusnya mereka memiliki privasi lebih selama satu minggu, minusnya tentu saja mereka harus mandiri selama seminggu.
"Yakin disini?"
Salah satu alis Kayra terangkat. Merasa aneh dengan pertanyaan barusan. "Kenapa memangnya?"
Menggedikan bahu, Gibran duduk di tempat yang Kayra maksud, membelakangi istrinya. Namun detik selanjutnya, ia merebahkan tubuhnya, membuat Kayra ikut tertidur di kursi malas tersebut. Kepala Gibran berada di dada sang istri sedangkan kakinya menjulang kebawah.
"Terasa damai, tanpa gangguan siapapun." Gibran bergumam pelan namun telinga Kayra masih menangkap kalimat barusan dengan jelas. Tentu saja tanpa gangguan, sinyal saja disini tidak ada. Hanya ada radio yang bisa mereka gunakan untuk menghubungi orang di pulau pusat. "Bagaimana kalau kita tinggal disini saja?"
"Dan menjadi pengangguran?" tangan Kayra bergerak pelan mengusap kepala suaminya. Merasakan halusnya rambut sang suami namun terasa geli saat menyentuh kulit dadanya. "Disini memang menenangkan, tapi kita tetap manusia. Mahluk sosial, tidak bisa hidup sendiri."
Keindahan tempat ini membuat keduanya nyaman. Merasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. Memang itulah tujuan mereka kemari, melupakan semua kejadian yang telah berlalu. Meski hal itu terdengar tidak mungkin. Nyatanya mau sekeras apapun mereka mencoba, kenangan kelam itu tidak akan bisa hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Beautiful Princess
Romance[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudaranya -Regan- dulu kerap ke tempat maksiat ini, adiknya saja -Gava- juga melakukan hal yang sama. Mak...