❌ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ❌
‼️WAJIB KASIH ⭐‼️
Happy Reading!
.
.
.Bug!
Bug!
Prang!
Ruangan yang tadinya rapi berubah menjadi kapal pecah. Tak ada yang mau mengalah, keduanya terus berjuang untuk saling melumpuhkan. Pergerakan penuh kekuatan itu membuat yang lain sulit untuk menengahi. Perkelahian tak beraturan itu membuat barang-barang di sekitar mereka terkena imbasnya.
Keduanya sama-sama tidak memakai senjata, namum keduanya sama-sama mendapat luka dari benda tajam. Kaca yang bertebaran dimana-mana jelas menimbulkan korban. Gava saja ikut terkena imbasnya karena tidak hati-hati. Oleh karena itu mundur, tak jadi berniat memisahkan dua orang yang tengah kesetanan itu.
"Lo tarik Gibran, gue tarik Reza. Kalau berontak langsung tonjok." Galih memberi interuksi pada Regan. Ketika mendapat peluang pun keduanya maju. Namun tidak seperti rencana, keduanya malah tertukar tempat.
Anjir masa gue nonjok Bang Reza? Regan membatin kesal. Memaki Galih yang salah mendorongnya tadi.
"Minggir lo!" bentakkan Reza jelas membuatnya ciut. Bagaikan kerupuk tersiram air, langsung melempem.
BUG!
Pukulan keras itu terdengar dari arah belakang. Ketika melirik sekilas, ia melihat Gibran yang tumbang mendapat pukulan dari Galih. Okay, ngikut Bang Galih aja. Menguatkan hatinya, tanpa berkata dia langsung membogem rahang kakaknya keras, sepenuh tenaga.
"Bang Galih yang suruh!" serunya melihat Reza yang tersungkur ke lantai.
"Gue nggak nyuruh keras-keras ya bego!" Galih mendekat padanya. Pria itu berjongkok di samping Reza yang tak bergerak setelah mendapat bogeman dari Regan tadi. "Za, bangun Za!"
Nihil. Bahkan guncang di tubuhnya tak membuat Reza bangun. Helaan nafas kasar terdengar dari Galih. "Pingsan dia."
"Lo ada dendam sama Bang Reza?" Gava menyeletuk, entah sejak kapan pria itu sudah berdiri di sebelah Regan.
"Kayaknya sih...." dahi Regan berkerut sembari menatap Kakaknya yang pingsan lamat-lamat, "iya."
🍁🍁🍁🍁
Dua orang perempuan tiba di sebuah gedung perusahaan ternama. Kedatangan keduanya jelas menarik atensi banyak orang. Bertanya-tanya kenapa para nyonya Wiratama terlihat buru-buru. Tak ada balasan ketika mereka memberi hormat pada kedua perempuan itu. Meski begitu mereka tidak melayangkan protes sedikitpun.
Denting suara pintu lift disusul ketukan heels yang saling bersahutan. Istri dari Reza dan Gibran itu tidak terlibat percakapan lagi setelah saling menyapa saat di lobi. Keduanya sibuk dengan pikiran masing-masing. Menebak-nebak apa yang terjadi sebenarnya.
Mengabaikan keberadaan sekretaris Gibran, keduanya masuk kedalam ruangan tanpa mengetuk pintu. Keduanya disambut oleh para pria yang tengah duduk santai di tengah kehancuran ruangan ini.
"Hati-hati!" seruan dari Gibran menghentikan langkah kedua perempuan itu. Lantai yang biasanya bersih kini dikotori pecahan kaca.
"Dimana Reza?" Elena bertanya ketika tidak mendapati suaminya.
"Gibran, you okay? " dengan hati-hati Kayra melangkah mendekati suaminya yang duduk di sofa bersama Gava. Wajah dingin itu terlihat semakin mengerikan dengan dihiasi beberapa luka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Beautiful Princess
Romance[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudaranya -Regan- dulu kerap ke tempat maksiat ini, adiknya saja -Gava- juga melakukan hal yang sama. Mak...