"Lihat akibat dari perbuatan-mu."
Tatapannya beralih pada tablet yang diletakkan dengan kasar di meja makan. Sekilas ia membaca headline yang tertera di layar tersebut kemudian kembali beralih pada korannya. Membaca koran di pagi hari sembari menikmati secangkir kopi sudah menjadi rutinitasnya. Sama sepertinya kebiasaan Ayahnya.
"Gibran!"
Dari balik kacamata bacanya, ia melirik wajah manis istrinya yang terlihat memerah karena kesal. Haish, sudah berapa kali ia memuji istrinya ini? Tapi mau bagaimana lagi, pesona seorang Kayra Princessa memang terlalu kuat. Sulit untuk dilewatkan begitu saja.
"Saya sudah tahu," ujarnya tenang seraya meletakkan korannya di meja. Di sampul koran tersebut terdapat berita yang sama.
"Dan kamu masih bersikap santai?!"
"What should I do?" balas Gibran dengan wajah tenang.
Merasa kesal, Kayra duduk di salah satu kursi meja makan dengan kasar. Menghela nafas berkali-kali untuk menetralkan emosinya. Emosi tidak baik untuk kulit wajahnya.
"Tentu saja kamu tidak peduli, karena hanya aku yang direndahkan disini bukan?" suaranya terdengar sinis dengan pembawaan yang lebih tenang. "Kamu ataupun keluargamu tidak dirugikan dengan pemberitaan 'Kayra Princessa menjadi simpanan salah satu putra Wiratama'. Bukankah hal itu sudah biasa untuk kalangan orang kaya?"
Meski demikian Gibran tidak merespon apapun. Pria itu hanya menatap Kayra untuk beberapa saat sebelum menyesap kopinya secara perlahan. Sikap yang kelewat tenang ini membuat Kayra semakin berang.
"Seharusnya aku tidak mengambil keputusan ini." Kayra memijat pelipisnya. Pusing mendera kepalanya sejak ia membaca berita pagi ini. "Aku akan mengurus surat pembatalan pernikahan kita nanti." ujarnya Kayra kemudian beranjak dari duduknya. Menikah hanya menambah beban pikirannya saja.
"Dan membuat-mu menjadi simpanan sesungguhnya?" perkataan juga cekalan di pergelangan tangannya membuat Kayra berhenti melangkah.
"Tentu tidak karena setelah ini kita tidak akan bertemu lagi!" ketusnya seraya mencoba melepaskan cekalan di pergelangan tangannya.
"Setelah memaksakan pernikahan sekarang kamu mau membatalkan seenaknya?" mata Gibran menajam, selaras dengan suaranya yang semakin dingin. Ia pun menyentak tangan istrinya agar menunduk, membuat jarak keduanya terkikis. "Kamu pikir, kamu siapa bisa mempermainkan saya?"
Dapat ia lihat kegugupan di paras ayu istrinya. Semahir apapun perempuan ini menutupinya, ia tetap bisa melihat jelas dimata Kayra dalam jarak sedekat ini.
"A--aku hanya... Mencari jalan keluar. Lagipula kamu juga tidak menerima pernikahan ini bukan?"
"Sudah saya katakan bukan? Tidak ada perceraian. Tidak ada perpisahan. Apa kamu tidak paham?"
Ia melepaskan istrinya, membiarkan perempuan itu mundur dengan wajah yang terlihat shock. Tangannya merogoh saku celananya, ia mengambil gawainya kemudian menghubungi seseorang.
"Buat berita tentang pernikahan saya." perintahnya mutlak.
🍁🍁🍁
Senyum puas terpatri di wajahnya melihat berita yang muncul beberapa menit lalu. 'Kayra Princessa sudah menikah dengan Gibran Wiratama, arsitek muda sekaligus pemimpin dari Falcon Group'. Banyak orang memberikan opini tentang mereka, menebak-nebak bagaimana bisa mereka bersatu sedangkan tidak ada kabar apapun selama ini. Terakhir kali Kayra dikabarkan dekat dengan pria itu setengah tahun lalu. Akan tetapi berita tersebut langsung dibantah dan setelahnya tidak ada lagi kedekatan yang terjalin antara Kayra dan Stevan, sesama artis yang dirumorkan berkencan dengan Kayra.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stuck With Beautiful Princess
Roman d'amour[#5 Wiratama's] Datang ke club malam hingga mabuk berat bukanlah kebiasaannya. Malam itu, ia merasa patah hati mencoba mencari hiburan disana. Saudaranya -Regan- dulu kerap ke tempat maksiat ini, adiknya saja -Gava- juga melakukan hal yang sama. Mak...