Stuck With Beautiful Princess || 17. Warisan

13.2K 1K 441
                                    

❌ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ❌

‼️WAJIB KASIH ⭐‼️

Happy Reading!
.
.
.

"55 persen saham LS Group diwariskan pada Nona Kayra Adisty."

Dari rentetan kalimat yang dibacakan oleh Ferdi --pengacara Kakeknya-- hanya kalimat itu yang ia tangkap dengan benar. 55 persen saham LS Group sedangkan keseluruhan saham yang dimiliki keluarga ini 75 persen. Ini gila, apa dia tidak salah dengar?

"MANA MUNGKIN?!" wajah Sita terlihat me-merah. Wanita anggun yang sedari tadi duduk tenang di samping suaminya kini sudah berdiri menunjukkan wajah tersungut-sungut.

"Pasti ada kesalahan disini, tidak mungkin Kakek mewariskan saham sebanyak itu pada anak haram?!" wajah rupawan Syara terlihat tidak senang.

"Aku kan anak angkat." ceplosnya dengan wajah dibuat sepolos mungkin. Ketika kecil, mendengar kata 'anak haram' rasanya sangatlah sakit. Seperti ada ribuan belati menancap di jantungnya. Anggap saja dia sudah terbiasa, hingga sebutan 'anak haram' terdengar seperti candaan di telinganya.

"DIAM KAMU!"

Menggigit bibir bawahnya, ia menahan dirinya agar tidak tertawa. Astaga, Kakek tua itu sangat tahu membuat lelucon di keluarganya sendiri ternyata. Mewariskan sebagian besar hartanya pada dirinya --cucu haramnya ini-- jelas-jelas sebuah lelucon. Sebenarnya apa tujuan Kakek tua itu? Sudah meninggal kenapa malah membuat hidupnya semakin runyam saja.

"Dan menurut pesan dari mendiang Tuan Pandhu, Nona Kayra bisa menggantikan posisi Tuan Yuda untuk memimpin LS Group."

Salah satu alisnya terangkat. Memimpin LS Group? Itu artinya menguasai keluarga ini? Astaga, apa yang dipikirkan oleh Kakeknya ketika memutuskan hal ini.

"Tidak bisa! Hanya Kak Yuda yang pantas duduk di kursi pimpinan." bantahan itu terdengar dari Armita, putri bungsu dari Pandhu yang tak lain ada Tantenya.

"Perusahaan akan hancur jika anak ini yang memegangnya." Kali ini Pandji yang bersuara, putra ketiga dari Pandhu ini kelihatannya saja garang. Kayra tahu, mereka semua tidak bisa berkutik dari cengkraman Prayuda, mereka takut akan bernasib sama seperti si sulung.

"Kenapa kalian begitu meremehkan putri-ku?"

Tanpa sadar, Kayra mencengkram lengan Gibran yang duduk di sebelahnya. Ia harus tahu, ada Gibran disampingnya. Ia tidak sendiri disini.

"Jika memang ini yang Ayah inginkan, maka terimalah. Bukan begitu, Kayra?" beruntung Gibran mengerti situasi. Pria itu meraih tangan kanannya lalu menggenggamnya. Seolah mengalirkan kekuatan darisana. "Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan, putri-ku."

Ini ancaman. Membalas genggaman tangan suaminya, ia menyunggingkan senyum manisnya. "Tentu, Ayah." ia pun menoleh pada ajudan mendiang Kakeknya. "Persiapkan semuanya, kalau perlu adakan rapat pemegang saham. Aku akan mengambil alih kepemimpinan." ucapnya tegas.

Kali ini dia tidak boleh takut. Ada Gibran disampingnya, ia tidak boleh takut. Meneguk salivanya yang terasa serat, ia pun beranjak dari duduknya diikuti sang suami. Ketika menoleh pada sosok ayahnya, ia melihat mata penuh kelicikan itu tengah menyorotnya. Dia tahu, dia telah mengibarkan bendera perang. Dan sekarang dia harus siap bertarung.

"Kami pamit." hanya itu dan dia menarik tangan suaminya untuk keluar. Ini bukan keluarga suaminya dimana dia akan memeluk satu-satu dan mengucapkan kata-kata perpisahan panjang walau hanya sekedar untuk pulang. Ini keluarga-nya, mereka semua jelmaan iblis.

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang