Stuck With Beautiful Princess || 16. Melayat

13.2K 1K 14
                                    

DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI ❌

‼️WAJIB MERAMAIKAN ‼️

Happy Reading!
.
.
.

Satu bulan berlalu dan kemampuan memasaknya tetap buruk. Beruntung dia bisa membuat kopi ataupun teh dengan rasa yang enak, setidaknya dia memiliki sedikit kemampuan untuk ditunjukkan pada suaminya.

Hari-harinya yang terasa membosankan membuat dia mengenal sesuatu berbau Korea. Berkat adik iparnya --Revika-- yang mengajak ia menonton drama korea membuat dia kecanduan dengan drama asal negeri ginseng tersebut. Visual pemainnya begitu memanjakan mata. Terlebih setelah menjadi pengangguran dia tidak memiliki kegiatan apapun.

Sedangkan hubungannya dengan sang suami bisa dikatakan memiliki kemajuan, walaupun hanya satu langkah. Gibran masih menjadi Gibran yang sama, pria dingin berlidah tajam. Namun pria itu berbaik hati tidak memberikan siksaan dalam bentuk apapun --karena baginya kegiatan malam mereka bukanlah siksaan-- dan tidak masalah melihat dia hanya leha-leha dirumah.

Pernah waktu itu Gibran menyuruhnya membersihkan kamar dan hasilnya... menurut dia sudah bagus. Gibran saja yang terlalu perfeksionis dan banyak komentar. Alhasil setelah itu Gibran melarangnya melakukan kegiatan apapun yang bisa memicu kerusakan barang di rumah ini. Sebagai istri yang baik, dia menurut saja. Toh pelayan disini lebih dari tiga, jadi rumah ini pasti tetap rapi walau dia hanya goleran saja sepanjang waktu.

"Ada kabar buruk."

Pandangan matanya terangkat, beralih dari makanan di piringnya. Jadi ini alasan Gibran pulang cepat dan mereka makan malam bersama? Karena momen makan malam bersama sangatlah langka. Pria ini ingin menyampaikan sebuah berita.

"Kakek-mu meninggal."

Pandhu Cakra Lesmana, pria penuh wibawa yang mengatur segala urusan keluarga Lesmana. Sosok Kakek yang terkesan dingin namun tetap memiliki sedikit kepedulian padanya. Bantuan terakhir yang diberikan oleh Kakeknya adalah membuat dia keluar dari keluarga Lesmana.

"Raih semua yang kamu inginkan dengan tangan-mu sendiri. Kamu harus bisa tetap berdiri dengan kaki-mu sendiri. Jika kamu berhasil, kelak aku akan memberimu hadiah."

Kayra menganggap itu sebagai kalimat penyemangat. Meski setelah dia berada di puncak pun dia tidak mengharapkan hadiah seperti yang dikatakan kakeknya. Menurutnya itu tidak perlu, dibiarkan keluar dari neraka itu adalah hadiah besar baginya. Dengan segala pencapaian yang ia raih dengan tangannya sendiri, ia merasa sudah cukup.

Tapi mereka kembali mengusiknya, membuat dia melakukan hal nekad ini. Menjebak seorang Wiratama untuk memberinya naungan.

"Itu wajar, dia sudah tua." jawabnya kemudian kembali makan. Ucapannya barusan benar bukan? Kakek sudah tua, wajar jika beliau meninggal. Tapi... Kenapa ada setitik rasa sakit di hatinya. Ia.... Seperti merasa kehilangan.

"Kamu terlihat baik-baik saja." Dia memang baik-baik saja. Bahkan jika keluarga itu musnah pun dia akan tetap baik-baik saja. Malah, mungkin akan merasa bahagia? "Besok kita akan datang ke pemakamannya."

"Untuk apa?" Publik akan menyorotnya. Mereka pasti akan bertanya-tanya untuk apa mereka datang ke pemakaman kepala keluarga Lesmana. Sudah menjadi rahasia umum jika ada perselisihan antara Wiratama dan Lesmana.

"Kamu cucu-nya."

Ia langsung menatap suaminya. Pria itu terlihat tidak terpengaruh sama sekali. Apa ini rencana Gibran, membuat kejutan untuk keluarga Lesmana dengan kedatangannya?

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang