Stuck With Beautiful Princess || 13. Papah

12.7K 1K 233
                                    

❌ DILARANG MEMPLAGIAT CERITA INI! ❌

Happy Reading!
.
.
.

Sejak masuk rumah ini, senyumnya terus mengembang. Bahkan ketika suaminya pulang tanpa bersikap manis padanya pun, ia tetap tersenyum. Tidak tersinggung ketika Gibran terus menatapnya tajam. Malah dia ingin tertawa ketika Gibran mendapat teguran dari kedua ibunya. Apa pria itu pikir bisa bersikap seenaknya disini? Dirumah ini dia memiliki pendukung, setidaknya diluar kamar dia akan aman.

Jarum pendek jam hampir tiba di angka sembilan dan dia baru mandi. Bermain dengan dua keponakan manisnya membuat ia lupa waktu. Belum lagi Gava yang membuatnya merasa seperti memiliki adik. Pria itu sangat supel, tak butuh waktu lama agar mereka akrab. Bahkan mereka sempat bermain PS meski dia terus saja kalah.

"Kamu terlihat menikmati semuanya." keluar dari kamar mandi dia langsung disuguhi wajah dingin suaminya. Meski begitu wajah Gibran tetap saja sedap dipandang. Kalau sudah asli ganteng memang susah jeleknya.

"Tentu aku harus memanfaatkan semua yang kamu beri dengan baik bukan?" masih dengan bathrobe membalut tubuhnya, ia berjalan menuju koper yang belum sempat ia buka. Entah apa saja yang dibawa oleh Gibran.

"Jangan terlalu dekat dengan keluarga-ku." kalimat penuh peringatan itu membuat pergerakan Kayra berhenti sesaat. Wanita itu tersenyum kecil kemudian kembali melanjutkan niatnya untuk memilah barang dalam koper itu.

"Keluarga-mu terlalu indah untuk dihindari, maafkan aku." posisinya yang membelakangi Gibran membuat dia tidak tahu bagaimana ekspresi suaminya sekarang. "Gibran kamu membawakan pakaian dalam-ku?"

"Pelayan yang menyiapkan."

Kayra mengangguk pelan kemudian tersenyum senang mendapati pakaian dalamnya yang terletak di paling bawah, tertimbun baju-bajunya. Setelah mendapatkan apa yang dicarinya, ia pun beranjak bangkit dari posisi jongkoknya.

"Obat apa ini?"

Tepat ketika ia berbalik, Gibran yang masih duduk di sofa menunjukkan sebuah plastik kecil berisi beberapa obat.

"Anti-depresan?" Kayra balik bertanya. Detik berikutnya ia terkekeh melihat raut wajah Gibran yang berubah. "Wajahmu seolah menunjukkan jika kamu peduli." perempuan itu berjalan mendekati suaminya. "Santai saja, itu hanya vitamin. By the way, thanks sudah membawakan ini."

"Yang kupedulikan adalah tanggapan orang jika aku memiliki istri gila." Gibran menahan tangan Kayra yang baru saja mengambil plastik berisi obat tadi darinya. "Apa kamu tidak memiliki harga diri sama sekali? Kamu benar-benar terlihat seperti jalang." lanjutnya mendesis penuh hinaan.

"Bukankah itu yang kamu inginkan?" mengerling, Kayra menjatuhkan piyama serta pakaian dalam yang dibawanya lalu duduk di pangkuan Gibran dengan posisi menyamping. "Kamu memakaiku, aku memakai apa yang kamu berikan. Bukankah begitu cara mainnya?"

Ia bisa merasakan reaksi tubuh Gibran yang menegang ketika tangannya menyentuh sisi leher pria itu. Posisi intim yang entah kenapa disukainya, membuatnya seolah lebih berkuasa dari pria ini.

"Benar-benar tidak tahu malu." tangan Gibran merambat naik, menelusuri punggung berlapis bathrobe itu hingga ke tengkuk. "Berapa banyak pria yang masuk kedalam jebakkanmu?"

Jika ditanya apa dirinya terluka? Sangat, itulah jawabannya. Dia juga perempuan, dia memiliki hati, harga dirinya benar-benar disapu bersih oleh suaminya sendiri. Tapi jika dia kalah sekarang, bukankah dia akan kehilangan banyak hal?

Kayra kuat! Anggap aja Gibran sebagai salah satu haters lo. Cuma gangguan kecil.

"Hanya kamu." ia mengulas senyum lembut, kedua tangannya menangkup wajah Gibran kemudian memberikan kecupan singkat di bibir pria itu. "Tapi mungkin setelah ini tidak, bukankah ajaran-mu akan sia-sia jika tidak aku gunakan?"

Stuck With Beautiful Princess Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang