|| 2. Kejutan

714 43 0
                                    

Happy Reading!

____

Salsa menatap gedung dihadapannya dengan kagum. Gedung berlantai enam puluh dengan desain modern.

Perusahaan yang bergerak di bidang properti. Perusahaan besar terkenal juga yang sangat berkembang. Perusahaan yang akan menjadi tempat kerjanya.

Gadis itu lagi-lagi berdecak kagum.

Benarkah dia akan bekerja di sini? Tidak salah alamatkan?

Semoga tidak.

Walaupun begitu nyatanya Salsa bekerja di sini hanya untuk saling mengenal dengan calon suaminya, juga untuk bisa saling dekat. Meskipun begitu Salsa sangatlah senang.

Salsa dengan ibunya juga baru pindah ke kota ini lagi, saat sebelumnya memang pindah ke kota kelahiran ibunya Palembang setelah ia lulus SMA.

Lalu ia kembali lagi ke Jakarta karena alasan amanah dari almarhum sang Ayah. Wasiat tentang perjodohan dengan pria yang dipilihkan ayahnya sebelum meninggal.

Salsa menepatinya, karena tak ingin sang almarhum kecewa padanya. Karena Salsa sangat menyayangi almarhum.

Ayah Salsa. Wano Farman. Beliau dulunya adalah seorang sekertaris perusahaan properti yang ada di depannya kini. Beliau meninggal ketika Salsa masih berusia dua belas tahun, saat ia masih kelas enam SD.

Ayahnya meninggal karena penyakit liver yang dideritanya. Meninggalkan dia dan ibunya, Ratna. Hanya mereka berdua, karena Salsa tidak mempunyai saudara.

Sekarang Salsa akan bekerja di perusahaan terkenal ini. Sebelumnya Ia juga bekerja di perusahaan yang cukup besar, namun tak sebesar ini. Ia mengundurkan diri karena permintaan ibunya juga tentunya amanah almarhum Ayahnya.

"Permisi!"

Gadis dengan balutan jas hitam, juga dengan rambut di kuncir kuda mendongak menatapnya, sesaat setelah panggilan seseorang saat ia memainkan ponselnya.

"Ya?"

"Dimana ruangan CEO Argan?" tanya Salsa sopan.

Gadis dihadapannya berdiri seketika. Ia menatap Salsa dari atas sampai bawah, membuat Salsa cukup risih namun tetap tersenyum walaupun ada rasa tak nyaman saat diperhatikan sedetail itu.

"Jangan memakai balutan warna putih dengan jas, jika baju putih yang kamu kenakan kusut. Itu tak pantas dilihat. CEO Argan sangat tidak menyukai orang yang tak rapih."

Gadis dengan nama tag Naura Bunga tersebut berkomentar.

Salsa menelan ludahnya susah payah. Sedetail itu gadis dihadapannya memperhatikan penampilannya. Hanya karena baju putih yang dibalut jas hitamnya, membuat gadis ini sangat sensitif.

Pikirannya berkelana. Kalau begitu bosnya gimana?

"Baik. Maaf saya melakukan kesalahan." Salsa menundukkan kepalanya.

"Tidak apa. Ini hanya sekali, tapi kalau dua kali kamu bisa saja di pecat. Ingat CEO Argan sangat tak menyukai sesuatu yang kotor dan tidak rapi."

Salsa menganggukkan kepalanya mengerti, mendengar penjelasan gadis dihadapannya.

"Btw namamu Salsa Nadia Wano. Anak tunggal dari almarhum Wano Farman juga Ratna Antika. Kau berumur 23 tahun, pengalaman pekerjaan bagus, juga tinggi badan 165 serta ukuran sepatu 39."

Salsa tercengang mendengar ucapan gadis dihadapannya. Dimana ia tau semua tentang dirinya?

"Tidak suka memakai pakaian ketat. Lebih suka memakai celana. Lebih suka manis daripada asin. Dan banyak lagi, ah, aku lupa!" Naura, gadis itu menepuk kepalanya.

"Maaf aku lupa tentangmu lagi."

Salsa masih bergeming, bingung merespon bagaimana.

"Namaku Naura Bunga. Sekertaris dari CEO Argan. Umurku 27 tahun."

Naura memperkenalkan dirinya, menyodorkan tangannya yang langsung disambut dengan senang hati oleh Salsa.

"Nanti kita bicara lagi. CEO Argan sudah menunggu. Ayo!"

Naura berjalan duluan, Salsa mengikuti langkah wanita yang lebih tua empat tahun darinya tersebut. Mereka menaiki lift lantai paling atas dalam diam.

Tubuhnya gemetar.

Apakah nanti pria yang dijodohkan dengannya Arogan? Hanya waktu yang bisa menjawab.

Semoga tidak, tapi.

Naura mengetok pintu tiga kali, sampai akhirnya terdengar sahutan suara dari dalam ruangan.

"Masuk!"

Naura memperkenalkan Salsa dengan detail. Sedangkan Salsa menundukkan kepalanya, tak berani mendongakkan kepalanya. Sampai akhirnya Naura menyenggol lengannya.

"Perkenalan diri kamu. Saya keluar dulu. Ingat jangan membuat kesalahan." Naura berbisik, sebelum akhirnya keluar dari ruangannya.

Salsa menghela nafasnya panjang, mencoba menghilangkan kegugupannya.

Gadis itu mendongakkan kepalanya untuk melihat siapa orang yang digadang dijodohkan dengannya. Saat melihat seorang pria tampan dengan balutan jas hitam juga senyum tipisnya, matanya membulat kaget.

"REON?!!"

____

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jangan lupa untuk jaga kesehatan semuanya.

1November2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang