|| 20. Tentang Arya

453 25 0
                                    

Happy Reading!

•••

Reon menatap kesal pada pria di hadapannya kini. Sedang yang ditatap begitu hanya acuh.

"Kenapa lo?" ketus pemuda itu. Arya Wiguna, namanya.

"Lo yang kenapa?" Reon balik berucap dengan ketus.

Sehari penuh full, Reon habiskan untuk menemani temannya satu ini. Arya memaksanya untuk menemani pemuda itu merangkai stik, dan yang Reon tak tau. Untuk apa pemuda itu merangkainya dan apa yang dirangkainya? Sedari tadi tak sudah-sudah.

"Kapan gue pulang?" tanya Reon akhirnya.

Sedari tadi, Reon benar-benar begitu merindukan Istrinya tersebut. Padahal baru tadi pagi dia bertemu dengan istrinya. Salsa benar-benar bisa membuat dirinya rindu dan candu.

"Kapan-kapan." Arya menyahut malas.

"Gue gak bisa lama-lama. Apalagi nunggu lo. Lo dari tadi buat apa gak pernah jadi-jadi ya, jadi dikit, di ancurin. Lo kira gue patung apa? Mana disuruh lihatin doang." Reon menjelaskan kekesalannya, dengan wajah yang begitu terlihat memelas.

"Kenapa pengen pulang cepat banget?"

"Eh. Gila, lo, ya!" Reon berdecak kesal.

"Udah dari tadi gue disini. Apalagi gue dari lama cuman diam aja. Gue patung banget bagi lo. Disuruh pulang gak boleh, mau bantu lo gak bolehin." Reon rasanya benar-benar ingin menggulung Arya sekarang.

Benar-benar menyebalkan.

Arya Wiguna. Pemuda seumuran dengan Reon. Sahabatnya sedari kecil, mereka sudah bersama-sama sedari kecil dahulu. Bahkan sangat begitu dekat.

Arya adalah anak dari orang kepercayaan Ayahnya. Lebih tepatnya Ayah Arya sudah meninggal ketika dia masih kecil.

Firman membawa Arya ke keluarganya saat anak itu berusia tujuh tahun. Namun Arya kembali lagi di asuh oleh keluarga dari almarhum Ayahnya, yaitu ibu dari sang almarhum. Ketika usia Arya berusia dua belas tahun.

Sedangkan Ibunya Arya memang sudah meninggal saat beliau melahirkannya.

Sedekat itu memang hubungan Arya dan Reon, bahkan sangat dekat. Bahkan Firman dan Tania juga menganggapnya sebagai anak sendiri.

"Cinta banget lo, sama istri lo?" tanya Arya datar, sembari menaikan sebelah alis tebalnya.

"Hm."

"Padahal gara-gara perjodohan."

"Gue sama dia, emang udah kenal lama. Dia mantan gue, waktu SMA." Reon menjelaskan.

Arya mengangguk mengerti. Saat SMA keduanya memang tidak satu sekolahan. Bahkan berbeda kota, karena sang nenek membawanya ke kota lain tempat kelahiran almarhum Ayahnya.

Arya kembali ke kota yang sama dengan Reon. Pria itu merintis usahanya disini, sejak neneknya telah tiada.

Jika kalian bertanya tentang bagaimana keluarga ibu dari Arya, maka jawabannya, Ibunya adalah anak yatim yang hidup di panti asuhan sedari kecil.

Sekarang Arya bahkan belum menikah.

"Gue udah pernah cerita in, sama lo. Masa lupa?"

"Gak lupa. Tapi baru tau kalo dia sekarang yang jadi istri lo," jelas Arya.

"Dia yang jadi istri gue sekarang." Reon memberi pembenaran pada ucapannya.

"Pulang aja lo, kalau emang mau pulang."

"Lo ngusir gue?" tanya Reon sinis.

"Ya."

Reon mendelik, lalu menendang kursi disebelah Arya dengan cukup kuat. Pria itu berdiri dan berlalu dari sana dengan membanting pintu.

Arya yang menatap kepergian sang sahabat, menggelengkan kepalanya.

"Tadi katanya mau pulang, giliran disuruh pulang marah. Aneh."

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jaga kesehatan. Ingat!

Revisi
16nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang