|| 51. Is their story over?

452 30 3
                                    

Happy Reading!

•••

"Nyatanya gak semua orang itu kuat menjalani cobaan. Ada yang menyerah. Ada juga yang tetap berdiri dan berusaha menjalaninya." ~~ lwaavv

.

.

.

Reon menatap Salsa yang tengah tertidur pulas ditempat tidurnya. Wanita itu baru saja diberi obat penenang tadi oleh dokter, karena sempat mengamuk dan melukai dirinya sendiri. Salsa mengalami depresi berat. Kadang ada kalanya ia bersikap seolah tak terjadi apa-apa. Namun diwaktu berbeda, dia juga kadang melukai dirinya sendiri.

"Pa! Kapan mama bangun?" Reon tersentak saat merasakan tangan yang menyentuh tangannya.

Reon menoleh lalu menatap Silla yang tengah menatapnya dengan tatapan polos. Silla memang Reon putuskan untuk mengadopsinya. Reon benar-benar menyayangi anak itu.

"Papa gaktau sayang." Reon menjawab sembari menggendong tubuh kecil Silla kedalam pangkuannya.

"Silla kangen Gino." Reon tersentak saat mendengarkan ucapan tiba-tiba dari Silla. Kejadian enam bulan lalu kembali terlintas dengan begitu jelas olehnya. Saat tiba-tiba tubuh itu ketengah jalan, dan kendaraan yang tengah dikendarainya menabrak tubuh kecil itu dengan kuat. Reon masih dengan jelas mengingat kejadian menakutkan itu.

Reon mengusap air matanya yang tiba-tiba menetes. Ia mengusap kepala Silla tanpa menjawab ucapan dari anak itu tadi.

Sejak kejadian itu, Salsa memberikan Reon julukan seorang pembunuh. Reon akui itu kesalahannya, ia tak menyangkal. Sejak kejadian itu juga Salsa sama sekali tak mau melihat pada Reon. Saat melihat Reon, Salsa akan berteriak histeris dan melemparkan apa saja yang berada didekatnya kepada Reon.

"Bagaimana kondisinya?" Suara orang yang tak asing terdengar jelas ditelinga Reon. Ia menoleh lalu tersenyum tipis menatap pria dengan jas hitam yang baru saja datang. Ryan.

"Sudah lumayan."

"Sudah kubilang untuk jangan datang ke hadapannya. Kenapa kau sangat keras kepala?" kesal Ryan. Ia mendekati Salsa lalu duduk di samping tempat tidurnya, mengusap rambut panjang adiknya.

"Kenapa om marah-marah terus sama papa?" tanya Silla polos. Ia benar-benar peka dan tau, ketika Ryan datang kesini pasti pria itu akan memarahi Reon.

Ryan yang tengah mengusap rambut Salsa, lalu menoleh pada Silla yang tengah menatapnya dengan tatapan mata polosnya. Ia menghembuskan nafasnya panjang, bingung menjelaskan apa kepada Silla. Anak itu benar-benar dekat dengan Reon sekarang, seolah tak bisa dipisahkan.

"Papa kamu pembuat masalah, makanya om marah." Ucapan Ryan membuat kening gadis kecil itu mengkerut, membuat Ryan lagi-lagi menghela nafasnya panjang. Saat melihat pada wajah Silla, bayangan wajah Arga begitu melekat dipikirannya.

Mengenai kejadian Arga, tentang siapa yang memasukan racun pada tubuhnya. Pelakunya adalah Mayra. Wanita itu sudah mendapatkan hukuman yang setimpal.

Ia melakukan hal itu untuk membuat Ryan menyesal, karena tak lagi mau bekerjasama dengannya untuk mendapatkan Reon seutuhnya sebagai miliknya. Wanita itu benar-benar naif akan cinta. Sejak itu juga, Ryan bertekad akan menjaga Silla dengan apapun yang dirinya bisa. Karena pada dasarnya, Ryan merasa juga bersalah disini.

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang