|| 3. Sambutan

620 42 0
                                    

Happy Reading!

•••

"REON?!!"

Salsa benar-benar terkejut saat melihat mantannya dihadapannya sekarang. Gadis itu menatap Reon tak percaya. Sedangkan Reon, hanya menatapnya sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Kenapa?"

"Ini mimpi!" Salsa menepuk kedua pipinya dengan tangannya.

Reon menggelengkan kepalanya. "Kenyataan."

"Mana CEO Argan?" tanya Salsa akhirnya.

"Saya."

"Maksudnya kakak apa?" tanya Salsa kesal. Pasalnya entah kenapa tiba-tiba kekesalannya memuncak melihat sang mantan.

"Saya Argan." Reon berkata dingin.

Salsa masih bergeming. Ia tak mengerti dengan situasi sekarang ini.

"Reon Argantara Anggoro. Saya merasa kamu tak lupa dengan nama saya, Salsa Nadia Wano." Reon berdiri lalu berjalan mendekati Salsa dengan ekspresi yang sulit di artikan. Reon juga menggunakan bahasa yang formal pada Salsa.

Salsa bergeming, menatap Reon gamang. Tentu saja Salsa masih ingat dengan jelas dengan nama itu, nama yang menorehkan lupa pada perasannya.

Reon adalah Cinta pertamanya. Juga adalah orang yang menorehkan luka sangat dalam dihatinya. Hingga saat ini mereka kembali bertemu, namun dengan keadaan yang jauh berbeda.

Salsa tak bisa memungkiri rasa Sakit, bahagia, sedih, semuanya seolah menjadi satu.

"Kak Reon orangnya?"

Reon yang sudah berdiri dihadapan Salsa menatap Salsa fokus. Ia mengerti dengan pertanyaan Salsa lalu menganggukkan kepalanya sebagai jawaban untuk Salsa.

"Kenapa harus Kakak?"

Panggilan 'Kakak' memang panggilan awal Salsa pada pria dihadapannya kini. Mengingat juga usia keduanya yang terpaut dua tahun dengan Reon yang lebih tua, membuat Salsa memanggilnya dengan sebutan itu.

Reon menatap Salsa dalam. Ia tak menjawab pertanyaan dari Salsa.

"Kenapa memangnya bukankah ini takdir?"

"Bukan takdir tapi kebetulan." Salsa membantah.

"Jika kebetulan kenapa memang sejalan dan kita digariskan. Kamu tak udah membantah takdir Salsa. Jika kebetulan juga memang kenapa kita dipertemukan untuk menjadi pasangan halal?" tanya Reon.

Salsa bergeming tak bisa menjawab lagi. Gadis itu menatap Reon tajam. "Tak usah berlindung dalam takdir."

"Aku bisa saja membatalkan pernikahan ini." Salsa berucap tegas. Namun membuat Reon tertawa keras.

Salsa takut melihat tawa itu. Sungguh. Ia mempunyai trauma tersendiri dengan pria tampan dihadapannya kini.

"Lakukan jika kamu bisa, Salsa."

Salsa yang sedari tadi menundukkan kepalanya, mendongakkan kepalanya lalu menatap Reon yang menatapnya juga dengan tatapan mengejek.

"Kakak tak pernah berubah." Kata-kata itu meluncur dari bibir Salsa.

"Kau sepertinya sudah sangat mengenalku sampai-sampai tau dengan kebiasaan ku. Termasuk perubahan diriku, Salsa." Reon berucap tenang.

Salsa menatap pria ini tajam. Ucapan Reon benar, kenapa juga dia harus mengatakan itu. Hal itu sama saja menjebak dirinya sendiri dalam percakapan keduanya ini.

Reon mendekatkan wajahnya pada Salsa, namun Salsa hanya bergeming tak menjauh.

Bisikan Reon tepat di telinganya, membuat tubuh Salsa remang.

"Selamat datang kembali, sayang."

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jangan lupa untuk jaga kesehatan semuanya.

Revisi3November2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang