|| 8. Tiba-tiba

522 35 0
                                    

Happy Reading!

•••

"Besok kamu akan menikah, Sa. Ibu masih gak nyangka kamu udah sebesar ini, bahkan akan segera menikah."

Ratna mengusap rambut panjang Salsa, yang tengah berbaring dengan kepala yang berada di pangkuannya.

Tadi sore tepatnya. Reon datang kesini membawa kabar dan meminta restu pada Ratna bahwa, ia akan menikahi Salsa besok.

Hal itu begitu mendadak, namun Ratna tetap setuju. Sejujurnya batinnya bertanya-tanya bukankah Salsa dan Reon bahkan belum lamaran. Tapi kenapa Reon berfikir secepat itu?

Meskipun begitu Ratna tetap memberikan restu kepada Reon. Apalagi saat Reon menyatakan bahwa ia mencintai putri tunggalnya.

Salsa hanya bergeming saja mendengar berita tiba-tiba tersebut. Saat ia pulang dari kantor tiba-tiba saja Ratna mengabarinya begitu, begitu juga dengan kedua orang tua Reon yang juga mengabarinya.

Kenapa keputusan Reon begitu tiba-tiba?

Salsa bahkan menelpon Reon untuk menanyakan kebenaran juga tentang keputusan tiba-tiba ini. Namun Reon malah tak mengangkat teleponnya, bahkan mematikan panggilannya.

Salsa benar-benar kesal akannya.

Sala menikmati setiap usapan lembut di kepalanya, dari wanita yang melahirkannya.

Nantinya setelah dirinya resmi menjadi milik orang. Apakah masih bisa dirinya seperti ini? Masih bebas? Rasanya antara bisa dan tak bisa.

Salsa merasakan matanya tiba-tiba memanas. Apalagi saat mengingat masa-masa dimana dirinya dan sang ibu yang begitu susah dan sulit. Namun keduanya bisa melewatinya dengan tegar.

"Ibu nanti sendiri," lirih Salsa.

Ratna yang mendengarnya menghentikan tangannya yang mengusap rambut sang putri.

Berat. Sangat berat melepaskan putrinya untuk menikah. Namun ini adalah kehidupan yang terus berputar. Tentu akan banyak kejadian-kejadian lainnya, bukan?

Hidup bukan hanya berputar untuk dirimu saja. Namun untuk semua manusia yang ada di dunia. Untuk semua orang.

Hidup juga bukan segalanya tentang kebahagiaan dan senyuman. Akan datang masanya dimana kita bersedih, menangis, kehilangan bahkan kematian itu akan datang.

Percaya takdir?

Seperti itulah takdir, mempermainkan juga kadang begitu membahagiakan.

Ratna tersenyum tipis menanggapi ucapan anaknya. Kalaupun boleh dia egois tak membiarkan Salsa menikah, bagaimana dengan Salsa nanti ketika dia telah tiada?

Bukannya meratapi kematian, namun Ratna tau dirinya sudah berumur tak bisa akan selalu ada disisi Salsa. Menemaninya dengan kebahagiaan. Rasanya itu bagai mustahil.

"Kita bukan beda kota, hanya beda rumah, nak."

Salsa menganggukkan kepalanya. Ia lupa larut dalam kesedihannya yang akan meninggalkan sang ibu. Sampai lupa akan banyak hal. Ia bisa menemani juga mengunjungi Ratna kapanpun ia mau. Walaupun tak begitu bebas.

Namun tetap saja, ia bisa menghampiri Ratna.

Salsa menegakkan tubuhnya dari rebah, gadis itu langsung memeluk sang ibu erat dengan tangis pilunya.

Ratna mengusap kepala Salsa yang berada dalam dekapannya dengan lembut.

"Terimakasih atas segalanya, Bu."

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jaga kesehatan semuanya!

Revisi
4Nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang