|| 29. Rumit

343 23 0
                                    

Happy Reading!

•••

Setahun sudah berlalu. Kejadian itu sudah lama berlalu dan hubungan keduanya juga sudah membaik seperti dahulu. Hanya saja sampai sekarang belum ada tanda-tanda akan datangnya lagi hal baik.

Salsa belum kembali mengandung. Namun hubungan keduanya tetap berjalan dengan baik.

Reon juga tak pernah menyinggung soal anak saat mereka berdua. Reon hanya bilang kita hanya perlu bersabar dan berdoa semoga Salsa kembali mengandung.

Untuk masalah setahun lalu, yang melakukannya juga belum di temukan. Namun sang penusuk, dia sudah mendapatkan hukuman. Juga wanita itu, pun sama. Hanya saja mulut keduanya sama-sama bungkam.

Reon bahkan belum juga menghentikan pencarian. Karena setelahnya tak lagi ada kejanggalan. Begitu juga dengan kedua orang yang bungkam, meskipun dengan cara apapun, mereka begitu melindunginya.

•••

"Sudah takdirnya, Sa." Reon berusaha memberikan pengertian walaupun Salsa sekarang begitu keras kepala.

"Takdir bagaimananya, Kak? Katakan padaku?!" sentak Salsa.

"Semuanya sudah takdir. Kita hanya perlu menunggu dan sabar, nanti kita akan kembali mempunyai anak jika sudah di beri kepercayaan." Reon berusaha menjelaskan dengan sabar.

Pembahasan juga pertengkaran mereka tak jauh-jauh dari kehamilan istrinya. Salsa yang begitu trauma, sehingga menyalahkan dirinya sendiri. Juga tentang mereka yang telah lama ini juga belum kembali di beri kepercayaan.

"Takdir bagaimananya?!"

"Bahkan sampai sekarang aku belum juga lagi mengandung, Kak! Sudah setahun lebih ini kita menunggu dan hasilnya sama. Nihil." Salsa berdiri dari ranjang dan menyentak nafasnya kasar.

"Kita nanti akan diberi lagi, Sa. Percaya sama Kakak!" Reon mencoba menyakinkan.

"Kapan? Sudah lama aku menunggu dan belum juga."

"Kita hanya perlu bersabar."

"Kapan? Kapan, Kak?!!"

"Kapan? Memangnya Kakak bisa memprediksinya?!" suara Salsa kembali meninggi.

"Anakku sudah meninggal. Dia bahkan pergi, sebelum aku pergi -- "

"SALSA!" Hingga bentakan Reon menggema di semua sudut ruangan kamar mereka, membuat Salsa tersentak kaget.

"Kakak tau kamu sedang kecewa. Tapi bisa, kan? Sehari saja kamu berhenti membuat aku kesal dengan pertengkaran yang tak berujung karena kamu tak kunjung mengerti. Akan ada saatnya kita kembali diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak." Jelas Reon, bahkan dirinya ikut berdiri dan mencengkram kedua bahu Salsa erat. Guratan emosi terpancar jelas di matanya.

"Kita akan diberi lagi. Tapi nanti. Kita bersabar dan berusaha."

"Semua ini gara-gara dia. Orang itu sudah merenggut anak ku. Anakku meninggal karena dia." Salsa berteriak.

"Salsa Kakak mohon mengertilah. Semuanya akan baik-baik saja. Kita akan kembali diberi kepercayaan, sayang." Reon mulai melunak.

"Sampai kapan, Kak? Aku lelah menunggu. Aku ingin pergi saja kalau begini. Aku lelah." Salsa terisak.

Reon menghela nafas dan mengacak rambutnya frustasi. Pertengkaran mereka memang tak jauh tentang anak. Hampir setiap hari begini.

•••

Hanya dentingan sendok yang memenuhi ruang makan sekarang. Salsa dan Reon sedang sarapan. Tak seperti biasanya, keduanya hanya diam. Setelah kejadian tadi malam, tak ada pembicaraan.

Pertengkaran keduanya meliputi Salsa yang menyerah dengan Reon yang lelah. Tak ada yang mengalah karena sama-sama egois dan keras kepala.

Reon sudah benar-benar lelah menghadapi Salsa yang tak hentinya mengungkit masalah anak.

Hubungi keduanya memang baik-baik saja, namun setelah kejadian saat Salsa kehilangan calon bayinya. Semuanya berubah dan menjadi dingin.

Setelah selesai sarapan. Reon beranjak dari duduknya lalu mengambil tas kerjanya, tanpa menatap Salsa. Reon langsung pergi. Membuat Salsa yang lagi-lagi hanya bisa memandangnya dengan tatapan kosong.

Salsa tak sadar. Namun Reon juga tak mau mengerti.

•••

Jam sudah menunjukkan pukul tengah hari. Salsa memutuskan untuk meminta maaf dengan Reon. Ia membuat bekal dengan menu ikan bakar pedas, makanan kesukaan suaminya.

Setelah selesai, Salsa langsung menuju ke sana ke kantor suaminya. Salsa akan berusaha meminta maaf.

Sesampainya di kantor Reon, dua malah disambut pemandangan yang begitu menyayat hatinya. Reon tengah bermesraan dengan seorang wanita yang tak dikenalnya. Mereka terlihat begitu mesra dan bahagia, mungkin.

•••

TBC

7des2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang