|| 14. Pesan

564 30 0
                                    

Happy Reading!

•••

Reon langsung beranjak dari rebahnya mendengar teriakan Salsa. Reon menggedor pintu kamar mandi dengan memanggil nama Salsa.

"Salsa!"

"Kamu kenapa?" tanyanya khawatir.

"Gak papa kak. Tadi cuman cicak, aku kira apa." Salsa sedikit berteriak dari dalam kamar mandi menjawabnya, membuat Reon menggelengkan kepalanya.

•••

Reon menoleh saat mendengar suara pintu kamar mandi terbuka dan mendapati Salsa hanya mengenakan handuk sebatas lutut, memamerkan paha putih mulusnya.

Reon memalingkan wajahnya dan berusaha fokus ke ponselnya. Namun, sesekali melirik ke arah Salsa.

"Kak!"

Reon menoleh pada Salsa yang masih saja mengenakan handuknya.

"Kenapa?"

Reon melirik ke arah Salsa sejenak, lalu kembali berusaha fokus ke arah ponsel ditangannya.

"Aku udah siap."

"Siap?" Reon menatap sepenuhnya kearah Salsa saat mendengar penuturan Salsa.

"Aku udah siap jadi milik kakak sepenuhnya."

Reon meletakkan ponselnya, berdiri menghampiri Salsa. Setelah sampai di hadapan Salsa, Reon memegang kedua bahu gadis itu dengan lembut.

"Beneran?" Salsa mengangguk mantap, membuat Reon tersenyum.

"Makasih," lirih Reon dengan suara serak.

Malam ini adalah saksi bisu dimana mereka menyalurkan rasa cinta keduanya. Memberi kekuatan melalui Cinta mereka, berdoa supaya kisah mereka akan menjadi kisah yang berakhir dengan bahagia.

•••

Hari ini Reon dan Salsa memutuskan untuk jalan-jalan di taman dekat hotel. Dalam perjalanan sesekali mereka bercanda tawa, dengan Reon yang menggenggam tangan Salsa.

"Kak!"

"Kenapa?" tanya Reon.

Pria itu menundukkan kepalanya untuk melihat Salsa, mengingat Salsa memang hanya sebatas bahunya saja.

"Pengen Ice Cream!"

Reon terkekeh mendengar permintaan istrinya. Ia mengusap lembut rambut pirang Salsa yang tergerai indah.

"Kamu tunggu di kursi itu aja, nanti aku kesini lagi, gak lama. Jangan kemana-mana."

Reon menunjuk kursi yang kosong dan disampingnya sedang  tempati oleh seorang wanita tua.

Salsa mengangguk. Jujur saja Salsa juga masih belum nyaman jika harus berjalan terus.

Reon tersenyum mencium kening istrinya, lalu setelah pamit. Sedangkan Salsa,  berjalan dan mencoba meminta izin duduk disebelah wanita tua tersebut, takutnya ada seseorang yang duduk ditempat yang sedang kosong disampingnya.

"Excuse me. May I sit beside?" tanya Salsa sopan. Wanita tua itu menoleh, tersenyum lalu mengangguk. (* Permisi. Bolehkah saya duduk disamping?)

"Of course. Why not?" (* Tentu saja. Kenapa tidak? )

"Mrs alone?" (*Nyonya sendiri?)

"Yes. I was enjoying the atmosphere of the garden, already long I was here alone since my husband pass away." (*Ya. Saya sedang menikmati suasana taman, sudah lama saya di sini sendirian sejak suami saya meninggal)

Salsa langsung tersenyum kikuk saat mendengar penuturan wanita tersebut. Salsa benar-benar tak ingin membahas masalah pribadi seseorang, bahkan tak ada niat.

"Sorry, I don't mean to offend that." (*Maaf, aku tidak bermaksud menyinggung itu)

"Does not matter." Wanita itu tersenyum, lalu menatap kearah Salsa.

"Where is the man who was with you?"
(* Dimana pria yang tadi bersamamu?)

"I told him to buy Ice Cream," jawab Salsa salah tingkah.

Wanita itu tersenyum menanggapinya.

"Her husband?"

"Yes. He is my husband."

"It seems like you so very love each other." (*Sepertinya kalian sangat saling mencintai.)

Salsa hanya bisa tersenyum malu, mendengar penuturan wanita itu.

"Hopefully the relationship with both of you always happy." (*Semoga hubungan kalian berdua selalu bahagia)

"The first I always suspect on my husband, until finally i sorry . I hope the relationship with both of you will always be happy. May I advised?" (*Dulu aku selalu curiga pada suamiku, sampai akhirnya aku menyesal sekarang. Semoga hubungan kalian berdua selalu bahagia. Bolehkah aku berpesan?)

"Of course."

"Do not ever you both concerned with self-interest you own, if you want your relationship lasted long." (*Jangan pernah kalian berdua mementingkan kepentingan diri kalian sendiri, jika kalian ingin hubungan kalian bertahan lama.)

"I never experienced the situation, until finally I lost my husband," ujar wanita itu, menatap kedepan dengan pandangan Sendu. (* Saya tidak pernah mengalami situasi tersebut, sampai akhirnya saya kehilangan suami saya.)

"Thank you. I will always remember the message mrs," ucap Salsa tersenyum.

"Can I hug you?" tanya Salsa.

Wanita itu mengangguk. Salsa tersenyum, lalu memeluknya.

"Thank you very much."

•••

Pendapat kalian mengenai Part ini?

Jaga kesehatan. Ingat!

Revisi
6nov2021

Reon & Salsa [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang